Lihat ke Halaman Asli

Isnaini Khomarudin

editor lepas dan bloger penuh waktu

Benderang Jalan Perempuan Berkat Energi Terbarukan

Diperbarui: 19 Juni 2024   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan bergandengan untuk ciptakan jalan terang. (Dok. energiterbarukan.org)

MALAM BARU saja merambat. Para pekerja ibukota bergegas pulang, bersatu di jalanan yang padat. Tapi tidak demikian di Jalan Prapanca I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekitar pukul 19.00 seorang perempuan, Maya (bukan nama sebenarnya), tengah mengayuh sepeda dari kantor menuju rumahnya. 

Di luar dugaan, seorang pengendara motor mendadak memepetnya. Dikira itu rekan kerja yang dikenal, ternyata bukan. Secepat kilat pengendara motor malah melakukan pelecehan seksual secara fisik pada bagian payudara Maya.

Sempat ingin mengejar pelaku, tapi ia urungkan. Selain trauma, jalanan itu sepi dan gelap. Setelah berlari dan teriak, ia dilanda shock berat, tak percaya pada apa yang baru saja menimpanya!

Jalan gelap dan potensi pelecehan

Ini kejadian nyata pada Februari 2023 silam. Kondisi jalan yang sepi dan gelap dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan kejahatan seksual. Mungkin pelaku mengira gelapnya jalan akan membuat dirinya tak mudah dikenali. Kalaupun korban melawan, orang sekitar mungkin tak bergegas membantu karena minim cahaya.

Kasus miris yang menimpa Maya adalah bukti bahwa perempuan memiliki hak energi yang berbeda dibanding laki-laki, dalam hal ini berbentuk penerangan jalan. Jalan gelap tanpa lampu membuat perempuan rentan terhadap pelecehan seksual atau penjambretan. Transisi energi adil menjadi relevan untuk dibicarakan. 

Maka fenomena di Pasar Gemah Ripah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta harus diapresiasi. Jalan di pasar itu sebelumnya remang dengan bau menyengat akibat tumpukan buah busuk. 

Namun sejak Februari 2011, pasar jadi bebas bau dan jalanan berubah jadi benderang sepanjang malam. Siapa pun yang lewat sana, termasuk kaum perempuan, merasa sedikit lebih aman meski sendirian. 

Andil perempuan dalam energi terbarukan

Di balik pijar lampu yang menerangi jalan itu, ternyata ada tangan perempuan yang telah bekerja melalui riset dan serangkaian percobaan. Adalah Siti Syamsiah dan rekan di jurusan Teknik Kimia UGM yang sangat berjasa. Berkolaborasi dengan Högskolan i Borås Swedia, Pemda Sleman, dan koperasi pasar setempat, Syamsiah dan tim akhirnya berhasil membangun instalasi listrik berbahan baku buah busuk. 

Siti Syamsiah, perempuan di balik biogas berbahan buah busuk (Dok. FTI UAD)

Ibarat peribahasa "sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui," dua problem sekaligus ditangani. Buah busuk yang semula dikeluhkan ternyata bisa diubah menjadi biogas untuk memasok listrik bagi penerangan jalan dan seluruh pasar.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline