KETIKA MENDENGAR nama Luigi disebutkan, kebanyakan orang mungkin akan membayangkan sosok kurus tinggi dengan topi khas berwarna hijau. Adik kembar Mario dalam gim Super Mario Bros ini memang populer sejak dirilis tahun 80-an.
Selain karakter lucu tersebut, bayangan saya tentang Luigi adalah ilmuwan dan dokter bedah asal Italia, bernama Luigi Galvani, yang dikenal sebagai Bapak Elektrofisiologi. Konon berkat temuannya inilah baterai listrik bisa dikembangkan dan berdampak pada kehidupan manusia modern hingga kini.
Namun, nama Luigi Kautsarrazky ternyata bukan diambil dari keduanya. Menurut pengakuan ibunya, Septi Anggraeni, nama sang anak terinspirasi oleh penjaga gawang Juventus, yaitu Gianluigi Buffon. Kendati sudah pensiun, Luigi Buffon masih dikenang sebagai salah satu kiper terhebat dan bahkan legendaris.
Dari bola ke catur
Dengan latar penamaan seperti itu, lalu mengapa sang anak kini lebih menggeluti catur ketimbang sepak bola? Septi menjelaskan bahwa ayah Luigi adalah penggemar bola yang fanatik, termasuk klub Juve.
Semula Luigi sempat ikut Sekolah Sepak Bola (SSB) sesuai arahan ayahnya. Demi mengenalkan sepak bola sejak dini, sang ayah pun mengajak nonton bola di stadion.
Maka gembira betul saat Luigi akhirnya mau bergabung di Sekolah Sepak Bola (SSB) Semen Indonesia Gresik (Sindogres) yang punya homebase di Stadion Semen Gresik -- satu kota dengan domisili mereka.
Tak lama berselang, sesuatu di luar dugaan terjadi. Rupanya Luigi belum bisa menikmati permainan bola di sekolah tersebut. Alasannya, "Panas, keringetan, dan semacamnya," kata Septi di depan belasan bloger yang tergabung dalam CAK KAJI, yaitu Komunitas Kompasianer Jatim.
Digelar dengan santai, sharing session di foodcourt Tunjungan Plaza pun berjalan sangat gayeng. Silih berganti peserta menimpali dengan berbagai pertanyaan atau tanggapan.
"Terus, kok bisa jadi ke catur?" timpal Mbak Nyk, bloger asal Malang.