Ketika merapikan rumput di halaman rumahnya, Koer berpikir:
"Rumput-rumput selalu tumbuh bahkan ketika kusabit berkali-kali.
Aku ingin anakku jadi rumput," ujarnya dalam hati sambil melongok tambak yang airnya surut.
Rumput tak pernah menyerah walau ditumpas
Rumput tumbuh merata tanpa batas
Ia berkhayal memberi nama rumput yanag ada.
"Tak perlu jadi besar kalau kecil pun tak terkendali," gumamnya sebagaimana akan dibisikkan kepada kedua anaknya.
Tapi rumput terinjak dan tak terkenal--protes otaknya yang dibungkus kepala botak.
"Biarlah menjadi rumput saja anakku kelak." Bahkan saat akarnya tercerabut, rumput tetap disebut rumput.
Matahari meninggi, rumput sudah selesai dibabat.