TAHUN 2017 silam saya sempat berkunjung ke Pekalongan untuk mengunjungi hutan yang asri. Selain batik, rupanya Pekalongan punya hutan eksotis yang dikelola oleh waga setempat untuk mendongkrak ekonomi setempat secara kreatif. Penjualan kopi dan paket wisata menjadi salah satu daya tariknya.
Sejumlah spot wisata lokal sebenarnya menjanjikan tetapi masih minim perhatian oleh pihak terkait, terutama pemangku kepentingan. Tempat wisata yang dikelola oleh warga lokal cenderung apa adanya tanpa memperhatikan keterkaitan dan kesinambungan.
Saya jadi mengiri pada sejumlah desa wisata yang belakangan dipromosikan oleh Adira Finance. Setidaknya ada lima desa yang dikemas sangat menawan dalam tajuk Festival Kreatif Lokal 2022 dan sempat viral di media sosial hingga saat ini.
Desa yang saya maksud adalah Desa Carangsari di Kabupaten Badung, Desa Saung Ciburial di Kabupaten Garut, Desa Sanankerto di Kabupaten Malang, Desa Karanganyar di Kabupaten Magelang, dan Kampung Wisata Rejowinangun di Yogyakarta.
Manfaat desa wisata
Keberadaan desa wisata seperti sangat menguntungkan dalam beberapa hal. Pertama, desa-desa bisa berbenah untuk menampilkan potensi terbaik, dimulai dari kebersihan dan keasrian yang berdampak pada kesejukan lingkungan.
Dengan terjaganya lingkungan, maka ekonomi lokal akan terdongkrak ketika mendapat kunjungan baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Perlahan-lahan kesejahteraan warga akan meningkat.
Keuntungan ketiga adalah berkurangnya arus urbanisasi pemuda karena mereka merasa tak harus bergerak ke kota untuk mendapatkan rezeki sebab peluang terpampang nyata di desanya.
Keempat, sektor lain akan ikut bangkit misalnya pasar di sekitar desa wisata. Produk-produk kriya atau karya kreatif yang unik daerah tertentu bisa turut dijual di desa wisata tersebut.
Penginapan juga bisa terdampak secara positif. Trafik kunjungan wisatawan yang tinggi bukan hanya mendorong daya beli atas barang, tetapi juga pemanfaatan jasa dalam bentuk apa pun, termasuk layanan akomodasi.