Lihat ke Halaman Asli

Isnaini Khomarudin

penggemar kopi | pemburu buku bekas

Persiapkan Kehamilan Sehat demi Lahirnya Generasi Hebat

Diperbarui: 13 Maret 2023   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca buku bagus untuk perkembangan otak anak. (Foto: dok. pri)

DUA PEKAN LALU anak-anak menerima rapor dan kami gembira mereka naik kelas. Alih-alih membahas prestasi si sulung yang peringkatnya naik dan si bungsu yang peringkatnya turun, saya dana istri lebih tertarik mendiskusikan perkembangan si bungsu saat kenaikan kelas. Selama ini beberapa orang kerap berkomentar bahwa tubuh si bungsu relatif kecil dibanding jenjang kelasnya. Hal ini membuat saya khawatir jangan-jangan ia terindikasi stunting yang harus diwaspadai sejak dini.

Saya perhatikan, jika dibandingkan kakaknya, memang si bungsu terpaut jauh tingginya. Maka saya usulkan agar istri berkonsultasi dengan dokter dalam waktu dekat. Hasilnya menggembirakan. Kekhawatiran kami harus ditepis sebab menurut dokter pertumbuhannya masih terbilang normal. Naik kelas 4 dengan tubuh yang mungkin belum sesuai bukanlah masalah sebab saat SMP nanti ia masih bisa berkembang sesuai aktivitas.

Yang tak kalah penting, kami mensyukuri bahwa kecerdasan visual-spasialnya berkembang sangat baik. Ia gemar menggambar aneka kendaraan dan benda-benda teknologi dengan presisi dan sering orang kagumi. Berkat membaca komik sains, baik dari buku sendiri maupun buku di perpustakaan daerah, kecerdasan analitisnya ikut tumbuh. Jadi kami menyimpulkan tak ada gejala stunting padanya. Apalagi jika dilihat dari aplikasi.

Kehamilan sehat sebelum terlambat

Begitu mendesaknya isu stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun mengerahkan 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai ujung tombak penanganan stunting di Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) sebagaimana tertulis di portal Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) prevalensi stunting tahun 2021 masih berada pada angka 24,4 persen. Kehadiran TPK di seluruh Indonesia akan dioptimalkan untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Dalam konteks ini pula Juni lalu DPR mengesahkan RUU KIA sebagai RUU inisiatif DPR sebagai wujud keberpihakan pada ibu pekerja yang berhak mendapatkan cuti melahirkan selama 6 bulan dan cuti ayah selama 40 hari guna mendampingi sang istri. Kebijakan ini digagas dengan tujuan mewujudkan bayi yang sehat dan generasi emas Indonesia.

Apalagi Indonesia disebut-sebut akan mendapat bonus demografi pada kurun 2030-2040. Bisa dibayangkan jika generasinya dilanda stunting, maka masa depan bangsa bisa jadi pertaruhan sebab merekalah yang akan mengambil tongkat estafet kepemimpinan nanti. Maka kehamilan sehat bukan lagi opsi, tapi kewajiban yang harus diupayakan karena stunting adalah masalah nasional.

Mempersiapkan kehamilan sehat adalah langkah efektif untuk melahirkan generasi Indonesia yang hebat, termasuk melindungi mereka dari ancaman stunting. Stunting bisa dicegah dengan asupan gizi seimbang saat janin masih dalam kandungan ibu. Pascakelahiran, peran ASI harus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan balita selama golden period atau 1.000 hari pertama. 

Bayi sehat adalah langkah awal jadi generasi. (Foto: dok. pri)

"Stunting bukan hanya soal nutrisi, tapi juga bagaimana menyiapkan manusia Indonesia 20-30 ke depan mau jadi apa, ini ditentukan oleh golden period atau 1.000 hari pertama," ujar dr. Adnina Hariningrum dalam sebuah kesempatan Zoom Jumat 1 Juli 2022 lalu. Sebagai seorang konselor laktasi, Adnina menghimbau agar ASI betul-betul diberikan kepada bayi jika memang memungkinkan.

Kehamilan sehat harus menjadi wacana utama sebab stunting sebenarnya bukan menjadi concern hanya setelah bayi dilahirkan, tetapi juga saat pasutri ingin memiliki momongan. Keingin memiliki keturunan, baik secara alami maupun lewat program hamil, harus direncanakan untuk mendapatkan hasil sesuai harapan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline