SELAMA PANDEMI BAHKAN ketika kasus Covid-19 telah melandai, tren berkebun semakin digemari. Menciptakan kebun mini baik di pekarangan atau pot-pot mini di apartemen sempit kian digandrungi. Selain penghijauan untuk mengurangi emisi, kita bisa memetik keuntungan ketika buah besar dan siap dipanen.
Belum lagi efek terapi anti stres dengan memandangi tanaman, baik buah ataupun sayuran, di aneka pot setiap hari untuk meredakan kebosanan.
Namun di balik tujuan itu, ternyata banyak manfaat berkebun yang bisa anak-anak petik atau rasakan jika mereka dilibatkan.
1. Melatih kesabaran
Ketika berkebun anak-anak mau tak mau belajar untuk bisa bersabar. Menanam adalah pekerjaan yang bergantung pada proses.
Butuh waktu untuk menanti agar tanaman subur dana membuahkan hasil. Ya sabar menanti, sabar menyiangi rumput, sabar menyirami dan sebagainya.
2. Mencintai lingkungan
Dengan berkebun atau bercocok tanam, anak-anak bisa diajarkan untuk mencintai lingkungan. Peduli pada emisi karbon yang semakin meningkat sehingga menuntut kita untuk terus menambah jumlah tanaman atau tumbuhan. Setelah merasakan manfaat praktisnya, mereka akan terdorong untuk menyayangi lingkungan.
Mencintai lingkungan juga terbentuk ketika mereka sadar betapa banyak bagian dari tanaman--daun, akar, hingga buah--yang bisa kita konsumsi sebagai makanan, lebih-lebih untuk bertahan selama pandemi atau pasca pandemi yang masih menyisakan labilnya ekonomi.
3. Berpikir kreatif
Dalam praktik berkebun, kami sebagai orangtua selalu menekankan kepada anak-anak tentang pentingnya memanfaatkan barang yang ada sebagai pelengkap kebutuhan berkebun.