Lihat ke Halaman Asli

Menembus Generasi Berisiko: Strategi Pondok Pesantren Menghadapi Kenakalan Remaja

Diperbarui: 13 Mei 2024   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pri

Kenakalan remaja menjadi permasalahan sosial yang tak bisa diabaikan. Di tengah kompleksitas tantangan ini, pondok pesantren muncul sebagai lembaga yang memegang peran kunci dalam menangani dan mengarahkan remaja menuju perilaku yang lebih positif. Bagaimana nilai-nilai pondok pesantren diaplikasikan untuk menghadapi kenakalan remaja?

Pada tanggal 27 Maret 2024 diadakan seminar yang bertemakan kenakalan remaja.Seminar tersebut  diadakan di aula utama pondok pesantren An-nuriyah, para siswa berkumpul untuk mendengarkan pembahasan tentang aktualisasi nilai-nilai pondok pesantren dalam menghadapi kenakalan remaja. Narasumber utama pada seminar tersebut adalah saudari Mauliyatul Mukaromah S.Psi, seorang lulusan Sarjana S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang  dimoderatori oleh saudari Siti Aisyah,Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Menghadapi kenakalan remaja, pondok pesantren telah membuktikan perannya sebagai sebuah lembaga pendidikan yang tak hanya mengajarkan agama, tetapi juga membentuk karakter dan moral siswa.

Konsep tarbiyah, yang merupakan pembinaan karakter, menjadi fondasi utama dalam pendidikan di pondok pesantren. Di sana, siswa tidak hanya diajarkan pelajaran agama, tetapi juga dibimbing untuk memiliki kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab.

Disiplin dan struktur juga menjadi kunci dalam mengatasi kenakalan remaja. Dengan rutinitas harian yang teratur, siswa dipandu untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan tertib, mulai dari ibadah hingga kegiatan belajar dan ekstrakurikuler. Disiplin ini membantu mengarahkan energi remaja ke hal-hal yang positif.

Pengajaran nilai-nilai agama Islam juga menjadi bagian penting dalam pondok pesantren. Remaja diajarkan untuk memahami dan menghormati norma-norma sosial yang diberikan oleh agama, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan batasan-batasan yang ada.

Selain itu, pondok pesantren juga memberikan perhatian pada pengembangan keterampilan sosial. Melalui kegiatan seperti diskusi kelompok dan kegiatan gotong royong, remaja belajar untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Pengawasan dan bimbingan personal yang diberikan oleh para pendidik dan pengasuh di pondok pesantren memungkinkan remaja untuk mendapatkan perhatian yang lebih individu dan mendalam. Hal ini membantu mereka untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dengan lebih efektif.

Melalui pendekatan yang komprehensif terhadap nilai-nilai pondok pesantren, banyak remaja yang berhasil mengatasi kenakalan mereka dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan produktif. Dengan demikian, pondok pesantren bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi lembaga pembentukan karakter yang memiliki peran vital dalam menghadapi tantangan kenakalan remaja di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline