Lihat ke Halaman Asli

isnaeniw

pembelajar

Ular Tangga Napas!

Diperbarui: 8 Desember 2022   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta didik membuat ular tangga sistem pernapasan (Dokpri)

Bukan, bukan ular apalagi tangganya yang napas, ya, Bapak Ibu guru bahagia di seantero Nusantara. Ini merupakan media ular tangga yang diterapkan pada pembelajaran IPA SMP materi Sistem Pernapasan. Seperti apa, ya?

Pembelajaran adalah serangkaian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dengan tujuan tercapainya ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri peserta didik. Pembelajaran yang baik berpusta pada siswa dan menggunakan media sebagai alat bantu peserta didik dalam memahami setiap proses belajar yang dilakukan. Menurut Moch. Chabib, dkk. (2017), adanya media membantu peserta didik dalam memahami dan merangsang keaktifan peserta didik. 

Sedangkan menurut Tipani Lian Dewi, dkk. (2017), media seharusnya mudah diperoleh dan terjangkau. Media juga dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna, menarik perhatian peserta didik, meningkatkan gairah dan kualitas belajar, dan memudahkan komunikasi antara pendidik dan peserta didik.

Pembelajaran IPA terutama di SMP merupakan peralihan awal dari usia operasional konkret menuju operasional formal menurut teori belajar Jean Peaget. Hal ini terlihat dari masih munculnya kecenderungan siswa untuk bermain dalam melakukan aktivitas mereka. Sehingga apabila dilaksanakan pembelajaran yang monoton, tanpa media, dan tidak menfasilitasi komunikasi dua arah, peserta didik menjadi kurang bersemangat dan enggan menggali lebih dalam potensi mereka, apalagi jika materi yang dipelajari terkesan abstrak.  Materi Sistem Pernapasan Kelas VIII SMP merupakan salah satunya. Materi ini meliputi konsep, proses, dan gejala yang terkesan abstrak karena peserta didik tidak dapat melihat langsung organ-organ dan proses yang bekerja di dalamnya, kecuali melalaui bantuan media pembelajaran.

Media yang baik setidaknya dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan optimisme dalam belajar, menumbuhkan kreativitas, dan dapat diaplikasikan secara efektif. Selain itu, media seharusnya dapat merangsang kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik. 

Menurut Moch. Chabib, dkk. (2017), pengetahuan yang dibangun sendiri oleh peserta didik akan lebih bermana dan melekat pada pikiran siswa. 

Hal ini mengakibatkan penulis merancang penggunaan media "Ular Tangga" pada materi Sistem Pernapasan untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa. Pembelajaran dilakukan pada semester 2 kelas VIII tahun ajaran 2020/2021 SMP Islam Andalusia Kebasen, tepatnya pada bulan Maret 2021. Waktu yang dibutuhkan adalah 2 kali pertemuan (5 Jam Pertemuan) mulai dari proses merancang desain hingga selesai permainan dan penguatan konsep oleh pendidik.

Sebelum masuk ke kelas, penulis sebagai pendidik terlebih dahulu menyiapkan skenario pembelajaran, mulai dari jumlah kolom pada ular tangga yang perlu dibuat oleh peserta didik, alat dan bahan yang diperlukan, dan cakupan materi yang akan dijadikan pertanyaan pada ular tangga.

Pada hari H pembelajaran, tak lupa guru memberikan apersepsi berupa gambar ular tangga. Peserta didik terlihat antusias karena mengingat permainan yang entah berapa tahun lalu dimainkannya. Hingga akhirnya peserta didik menanyakan apa gunanya ular tangga tersebut. Di sini terlihat antusias peserta didik terhadap materi mulai muncul. Ketika peserta didik sudah merasa tertarik belajar, guru semakin mudah dalam menarik perhatian peserta didik untuk lebih semangat dalam melakukan setiap fase pembelajaran.

Setelah dibentuk kelompok belajar dan pengarahan mengenai garis besar kegiatan, kelas terdengar bergemuruh. Pesimisme membayangi mereka, mengingat bagaimana membuat sejumlah pertanyaan yang dipadukan dengan beberapa tangga sebagai batu loncatan dan ular sebagai luncuran mereka. 

Di sinilah peran pendidik untuk membangkitkan jiwa optimisme peserta didik, bahwa mereka mampu dan berpotensi untuk mengembangkan tiga keterampilan sekaligus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline