Lihat ke Halaman Asli

Jalan Berlubang : Wajah Buruk Kota Lampung

Diperbarui: 23 Desember 2024   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jalan Berlubang: Wajah Buruk Kota Lampung dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan

Kota Lampung, yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera, merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi dan pariwisata yang besar. Namun, kota ini juga menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah masalah jalan berlubang yang semakin merajalela. Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Lampung, lebih dari 40% jalan di Lampung mengalami kerusakan. Kondisi ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup dan perekonomian.

Jalan berlubang di Lampung bukanlah fenomena baru. Namun, kondisi ini semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Jalan-jalan utama seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Raden Intan sudah tidak layak pakai. Kondisi ini menyebabkan kemacetan, kecelakaan, dan kerugian ekonomi. Lebih dari 50% warga Lampung mengeluhkan kondisi jalan ini.

Kerusakan jalan berlubang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, kerugian ekonomi akibat kerusakan jalan mencapai Rp 100 miliar per tahun. Angka ini tentu saja sangat besar dan berdampak pada perekonomian masyarakat. Selain itu, kerusakan jalan juga mempengaruhi produktivitas dan efisiensi bisnis.

Permasalahan kerusakan jalan di

Lampung yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini juga menjadi isu utama dalam diskusi Pilkada 2024. Paslon 2, Rahmat Mirzani Djausal atau Gubernur terpilih 2024, menyampaikan apresiasinya atas perhatian pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yang telah memulai perbaikan infrastruktur jalan provinsi.

"Sangat bersyukur tahun lalu Pak Jokowi hadir untuk memperbaiki jalan di Lampung. Dengan panjang 1.700 kilometer, jalan-jalan ini sulit diperbaiki hanya dengan kemandirian APBD," kata Rahmat.

la menegaskan komitmennya untuk membuat skala prioritas dalam perbaikan jalan, berkolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi, serta sektor swasta.

Menurut Rahmat, jalan bukan hanya berfungsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memainkan peran sosial.

Kota Lampung masih menghadapi tantangan serius dalam pembangunan infrastruktur jalan. Keterbatasan anggaran, kualitas konstruksi yang rendah, pertumbuhan penduduk yang cepat, perubahan iklim, dan keterbatasan sumber daya manusia merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kondisi jalan berlubang dan rusak. Kondisi ini berdampak langsung pada kemacetan dan kecelakaan, pengaruh pada perekonomian, kesehatan dan keselamatan, kerusakan lingkungan, dan pengaruh pada pendidikan. Selain itu, jalan berlubang juga mempengaruhi aktivitas ekonomi, perdagangan, dan pariwisata.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan anggaran untuk pembangunan dan perawatan jalan, penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas konstruksi, pengelolaan yang efektif untuk memantau dan memelihara jalan, serta kerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi. Pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas konstruksi, menggunakan bahan yang tahan lama, dan menerapkan teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian, Kota Lampung dapat mencapai pembangunan yang sejahtera, berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline