Lihat ke Halaman Asli

Isnaeni

Belajar dengan menulis.

Sepenggal Pengalaman Mengajar Siswa Bermasalah

Diperbarui: 18 November 2023   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa bolos. (Foto: Rizki Ramadan via hai.grid.id) 

Saya pernah mengajar di sekolah menengah swasta yang umurnya masih bayi. Saya mengajar karena ada paman yang baru mengajar dan mencita-citakan untuk mengembangkan sekolah yang statusnya masih satu atap dengan sekolah SMP yang masih satu yayasan. Itulah pertama kali Saya menceburkan diri dalam dunia pendidikan.

Idealisme yang tinggi dengan latar belakang kuliah D3 non pendidikan dan ingin mencetak siswa yang berkualitas dengan semangat bahwa dunia akan Saya ubah dengan mudahnya. 

Semangat membangun generasi yang lebih berpikir dan berkualitas itu akan mudah Saya lakukan karena Saya belum mencoba sendiri mendidik siswa dan menjadi Guru.

Setelah mencoba mengajar, Saya mendapati kenyataan bahwa siswa tidak bisa mudah saya kendalikan. Jarak usia Saya yang tidak begitu jauh dari siswa membuat Saya harus berhati-hati dengan segala tindakan Saya. 

Bagaimana kalau seandainya mereka malah mengajak berkelahi dan malah saya yang bonyok. Selain usia yang tidak terlalu jauh, badan mereka pun hampir sama dengan Saya dan mereka lebih mudah berpendapat untuk melawan.

Para siswa angkatan pertama ini terdiri dari lulusan siswa sekolah SMP yang masih satu yayasan dan juga dari sekolah lain. Ada pula siswa yang sudah beberapa tahun tidak melanjutkan dan ikut sekolah kami untuk melanjutkan. 

Dapat dibayangkan para siswa adalah angkot (angkatan kolot) dan gurunya anak muda yang kebanyakan bukan berlatar belakang sarjana pendidikan. Namun semangat Saya dan rekan untuk mengajar masih kencang dan penuh harapan masa depan yang cerah.

Para siswa kebanyakan masih malas-malasan untuk belajar karena mereka mau sekolah juga sudah untung. Saya berusaha untuk hadir pada setiap waktu yang dijadwalkan walaupun tingkat kehadiran sangat rendah karena mereka malah nongkrong di warung. 

Saya berusaha memperlihatkan idealisme karena satu sisi saya belum menguasai materi pembelajaran dan keinginan untuk memperlihatkan kesungguhan Saya dalam mengajar.

Hasil pembelajaran yang Saya dan rekan-rekan lakukan adalah ada beberapa siswa yang mengundurkan diri, terutama yang kurang termotivasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline