Sepeda motor merupakan kendaraan yang praktis, ekonomis untuk mengantar kami sekeluarga ke tempat tujuan. Sepeda motor banyak sekali jasanya dalam memudahkan pekerjaan kami sehari-hari. Berangkat bekerja, pergi ke pasar dan mengunjungi orang tua lebih mudah menggunakan sepeda motor.
Sepeda motor penulis beli ketika penulis baru pindah tugas ke tempat tugas yang baru. Untuk mengefektifkan kegiatan sehari-hari dan menghemat ongkos bila naik ojek motor yang bila dihitung cukup mahal. Tempat tugas isteri yang posisinya tidak bisa dilalui kendaraan umum langsung membuat ongkos lebih mahal. Dengan naik motor sendiri, bisa menghemat uang dan waktu, karena sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh. Dengan memakai angkot justru akan semakin jauh.
Dalam memutuskan membeli motor, saya dan isteri tidak membeli motor yang baru, tetapi kami membeli dari showroom yang ada di dekat kami. Untuk mengecek kondisi motor yang akan dibeli, saya mempercayakannya ke keponakan yang sudah biasa bekerja di bengkel. Dan akhirnya saya bisa mendapatkan motor dengan kondisi mesin cukup baik dengan harga terjangkau.
Kondisi motor bisa dipakai dengan baik, hanya saja karena motor ini bukan motor baru maka beberapa kekurangan bermunculan. Seperti body motor yang satu persatu menampakkan kondisi aslinya. Badan motor terlihat merupakan motor yang sudah rusak, hanya diperbaiki ini itu dan dipoles menjadi motor yang mulus. Selama beberapa tahun kemudian saya mengganti beberapa body motor yang rusak dan menyisakan sebagian body motor asal.
Kekurangan motor yang kami beli terobati dengan kondisi mesin motor yang bandel. Motor mudah di hidupkan dan jarang sekali mogok. Perawatannya juga sederhana, apalagi saya merawat motor seadanya. Ganti oli rutin dua bulan sekali bahkan pernah tiga bulan. Dan itulah yang menyebabkan motor saya rusak, karena sepeda motor dipakai hampir tiap hari dan pemakaian motor dengan jarak jauh.
Akhir-akhir ini kondisi motor suaranya tidak enak di dengar, dan asap yang keluar dari motor sudah terlalu pekat. Teman saya sampai mengatakan bahwa motor saya sudah telat ganti oli, padahal oli motor baru diganti. Motor saya pakai sehari-hari dan mengabaikan apa yang dikatakan orang. Hingga akhirnya suatu hari motor tiba-tiba kehilangan kendali gas dan kecepatannya menurun.
Motor yang tadinya kecepatannya begitu tinggi, tiba-tiba menjadi pelan dan mogok. Sepeda motor kemudian didorong karena jauh dari bengkel. Padahal saya belum makan dan capek karena pulang bertugas, dan pikiran sudah terbayang berada di rumah. Kemudian saya coba selah motor beberapa kali dan akhirnya bisa lagi maju beberapa puluh meter, tapi kemudian mati lagi.
Untungnya tempat bengkel tidak jauh dari tempat matinya motor, dan motor langsung ditangani oleh tukang bengkel. Karena kondisi motor yang tidak bisa diselah padahal sudah diganti busi, maka motor saya percayakan diperbaiki di bengkel. Tukang bengkel menjelaskan ada beberapa bagian motor yang harus diganti dengan cara membuka mesin. Dalam hati saya sudah mengkalkulasikan berapa yang harus saya bayar.
Saya lalu pulang ke rumah dengan naik angkot, kebetulan tempat terakhir motor mogok dilalui jalur angkot. Sesampainya di rumah, saya ceritakan kondisi motor yang mogok dan sedang diperbaiki di bengkel. Malamnya tukang bengkel belum bisa memyelesaikan pekerjaannya. Motor baru bisa diambil jam 10 pagi, sedangkan pagi-pagi sekali ada acara In House training yang dihadiri orang dinas.
Kesulitan bertambah ketika harga yang harus dibayar untuk bengkel membuat pusing kepala, karena bagi saya cukup mahal dan di akhir bulan uang yang ada hanya untuk membiayai kehidupan sehari-hari keluarga. Menimbang dan memikirkan sulitnya tanpa kendaraan motor memaksa membayar biaya bengkel dengan uang yang ada.
Besoknya motor bisa diambil di bengkel dan digunakan untuk aktifitas sehari-hari. Hanya saja timbul kebingungan baru bagaimana membiayai anak dan isteri selama sepuluh hari lagi ke gajian. Bagaimana juga bila tanpa motor bisa bekerja dan menyiar rizki dan menjalankan kewajiban menyelesaikan pekerjaan. Untuk menghilangkan kesusahan, saya biarkan semua berjalan apa adanya dan sambil berharap ada pertolongan datang.