Kegiatan sekolah menjelang semester dua disibukkan dengan banyak kegiatan. Untuk tahun 2022 ini ada kegiatan ramadhan (keagamaan), perlombaan-perlombaan yang biasa diadakan oleh PUSPRESNAS tiap tahun (FLSN, OSN dan OPSI), dan juga kegiatan akhir tahun (PAT dan Acara perpisahan).
Diantara kegiatan tersebut, yang merupakan kegiatan yang tidak pernah diikuti oleh sekolah kami adalah OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia). Hal ini disebabkan beberapa faktor penghambat yang membuat kami tidak mengikutinya.
Kali ini ibu Kepala Sekolah menginginkan kami mengikut sertakan siswa dalam semua perlombaan, termasuk OPSI. Hal ini tentunya membuat Saya dengan rekan-rekan menolak dengan berbagai alasan. Diantaranya kami masih mentah dalam membimbing siswa untuk mengikuti OPSI dan kerumitan apa saja yang akan kami hadapi.
Sebagai contoh, juara OPSI Nasional sedaerah kami melakukan penelitian dengan membawa siswa ke Laboratorium yang cukup bergengsi. Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya,waktu dan tenaga yang harus dikorbankan. Tapi Ibu Kepala sekolah tetap bersemangat dan mendorong untuk mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan beliau bersedia membantu dengan apa yang beliau bisa lakukan.
Sebenarnya saya juga dalam hati merasa tertantang untuk mengikutkan siswa dalam kegiatan ini. Baru kali ini ada Kepala Sekolah yang mendorong mengikuti kegiatan yang kelihatannya masih diawang-awang bagi kami. Demikian pula rekan-rekan saya masih merasa bimbang, satu sisi akan menghadapi kesulitan yang besar dan satu sisi lain ingin membuktikan bahwa kami pun sebenarnya bisa.
Kegiatan Penelitian dalam pembelajaran sebenarnya sudah sering dilakukan walau dalam sekala kecil. Pembelajaran IPA tentunya sangat berkaitan dengan pengamatan gejala-gejala alam dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dalam prakteknya pembelajaran IPA masih belum sepenuhnya sesuai dengan karakteristiknya.
Ekstrakulikuler merupakan pengayaan dari kegiatan kurikuler yang disesuaikan dengan kondisi diluar sekolah. Pengayaan IPA ada dalam ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja). Sayang sekali di sekolah kami belum ada ekskul KIR, sehingga siswa masih belum bisa mengembangkan kemampuan di bidang Pengetahuan Alam. Pentingnya ekskul KIR baru terasa ketika ada kegiatan OPSI kali ini.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah memikirkan judul apa yang akan siswa-siswa ambil. Sebagai pembimbing, saya berusaha mencari kira-kira judul apa yang pas untuk penelitian siswa kami. Bersama-sama dengan rekan-rekan guru IPA, saya berdiskusi mengenai penelitian yang akan kami lakukan. Untuk hal ini, kami telah melakukan hal yang seharusnya kami lakukan sebagai guru yaitu bermusyawarah guru mata pelajaran sesekolah.
Langkah kedua, saya mencari siswa yang memang memiliki antusias dalam pembelajaran IPA. Kadang guru hanya melihat performa siswa dari keaktifan di kelas saja, padahal ada siswa yang kelihatan tidak begitu aktif tapi memiliki kemampuan yang baik. Akhirnya saya menemukan tiga orang siswa yang menurut saya memiliki kemampuan pembelajaran IPA tertinggi waktu pembelajaran daring.
Langkah ketiga, saya mengumpulkan siswa yang saya pilih dan memberikan penjelasan mengenai aktifitas yang akan dilakukan. Mereka kelihatan antusias, bahkan ada yang memberikan ide ketika saya pancing untuk memberikan ide dan pendapat. Mereka sebenarnya memiliki potensi yang besar, hanya saja kadang potensi itu tidak tersalurkan.
Ketika mereka selesai mengikuti penjelasan kegiatan, mereka terlihat antusias dan bersemangat membicarakan apa yang akan mereka lakukan. Memang penelitian yang akan kami lakukan belum tentu mencapai tujuan akhir, setidaknya proses yang kami lakukan bisa membuka wawasan siswa dan merangsang mereka untuk mempunyai kemampuan berpikir.