Setiap bulan ramadhan tradisi buka bersama diadakan baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan dan pertemanan. Dalam keluarga inti, berbuka puasa merupakan saat yang paling baik untuk makan bareng-bareng, karena pada bulan selain bulan puasa makan bersama-sama sangat sulit dilakukan. Entah karena ayah atau ibu berangkat kerja lebih dulu atau anak yang masih tidur, sehingga makan pagi, siang atau sore tidak berbarengan.
Buka bersama bisa dilakukan di masjid, di rumah salah seorang teman, di rumah makan atau tempat tempat yang memungkinkan berkumpul. Bahkan ada pula yang diadakan di hotel berbintang seperti yang telah penulis saksikan.
Pertama kali buka bersama ketika penulis menjadi anak sekolah menengah, yaitu buka bersama dengan teman sekelas yang dihadiri oleh wali kelas di rumah salah satu teman sekelas. Sebelum buka bersama diadakan siraman rohani oleh wali kelas dan dilanjutkan dengan menyantap makanan berat. Begitu juga acara bukber kedua dan ketiga dengan teman sekelas, tapi tanpa wali kelas. Mungkin untuk membuat acara agak bebas dan tidak merasa diawasi.
Buka bersama waktu itu dilakukan di rumah teman yang lokasinya agak jauh dari rumah penulis. Jadi ketika pulang buka bersama di jalan jarang angkot karena sopir angkotnya mungkin sedang shalat tarawih. Sehingga bila mengikuti buka bersama, maka perlu memperhitungkan bagaimana bisa pulang ke rumah dengan selamat.
Setelah lulus sekolah menengah, buka bersama lebih condong untuk reuni. Karena teman sekelas sudah banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbeda dan daerah yang berbeda. Ketika pulang maka kami memanfaatkan momen buka bersama untuk bertemu dan bertukar pengalaman. Biasanya ada salah seorang yang menjadi donatur menyediakan makanan berbuka dan makan-makannya.
Menu buka bersama biasanya tak jauh dari sirup dengan campuran buah-buahan, kolak dan kue. Kemudian tak lupa makanan berat yaitu nasi dan lauk pauknya. Dan lebih lengkap lagi dengan adanya buah-buahan, tergantung apa yang tersedia. Untuk menyediakan menu tersebut bisa dengan patungan dari peserta dan adapula yang didanai salah seorang. Begitu pula jika bukber diadakan oleh lembaga, maka dananya disediakan dari lembaga tersebut.
Ketika sudah bekerja, bukber dihadiri oleh rekan sejawat dan kadang dihadiri juga oleh keluarga inti karyawan. Selain bukber, kadang juga diadakan rapat sambil menunggu bedug magrib. Diadakan pembahasan untuk pekerjaan di lembaga tersebut. Bukber di adakan bisa di tempat kerja atau juga di rumah makan. Bila di tempat kerja, makanan sudah tersedia di tempat kerja karena disediakan oleh lembaga. Bila di tempat makan biasanya panitia sudah memesan tempat dan menu makan dan minum jauh sebelumnya.
Beberapa tahun pandemi covid-19, kegiatan bukber sempat ditiadakan, dan ketika keadaan agak membaik, bukber diadakan dengan batasan batasan. Setelah bukber, manajemen juga memberikan sembako atau juga bingkisan untuk hati raya. Karena setelah bukber biasanya mulai masuk libur hari raya. Dan karyawan dengan yang lainnya tidak akan bertemu sampai akhir libur hari raya.
Buka bersama di tempat kerja tujuannya selain untuk mempererat silaturahmi antar karyawan dan keluarganya, juga untuk memperlihatkan salah satu bentuk perhatian atasan kepada karyawannya. Karena kegiatan ini dilakukan berulang-ulang akhirnya menjadi tradisi di tempat kerja kami.
Resiko buka bersama di tempat yang jauh adalah shalat taraweh berjamaah bisa tertunda. Apalagi bila sudah biasa tarawih berjamaah di masjid. Maka pada akhirnya tarawih dikerjakan di rumah sendirian, dan bila kecapean mungkin bisa meninggalkan taraweh. Tapi ada juga yang sehabis bukber, diadakan tarawih berjamaah bagi peserta bukber di tempat tersebut.
Ada pula bukber itu diadakan di keluarga besar. Karena antar keluarga dalam keluarga besar jarang berkumpul, maka bukber menjadi sarana untuk berkumpul anak cucu. Tiap keluarga membawa makanan masing-masing dan mengumpulkannya untuk dicicipi bersama.