Lihat ke Halaman Asli

Isnaeni

Belajar dengan menulis.

Penerus Bisnis Keluarga

Diperbarui: 3 April 2022   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Mengamati perusahaan-perusahaan keluarga di luar negeri ada yang berumur sampai ratusan tahun. Mereka tetap berjaya dan berekspansi sampai keluar negeri. Ketika pendiri perusahaan meninggal dunia, penerusnya masih bisa meneruskan perusahaan bahkan menjadikannya lebih berkembang.

Berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah saya, banyak yang tidak bisa bertahan. Mungkin bukan perusahaan-perusahaan besar, tapi cukup besar bagi kami di lingkungan kami. Namun ketika pendirinya meninggal, maka perusahaan tidak bisa berjalan lagi.

Entah apa penyebabnya, namun dari pengamatan saya, sangat disayangkan hilangnya bisnis keluarga ini. Karena pendirinya bersusah payah membangun bisnis dari kecil sampai lumayan besar. Kemudian perusahaannya sudah memiliki aset berupa tempat, bangunan, pegawai bahkan pemaaran. Diantara yang saya tahu penyebabnya adalah :

a. Pendiri bisnis tidak mau atau tidak sempat mewariskan ilmunya kepada anaknya. Mungkin alasan waktunya tidak ada, atau dianggap hanya membuang-buang waktu.

b. Penerus bisnis tidak mau bergelut dengan usaha yang dilakukan oleh pendahulunya. Biasanya penerus bisnis punya usaha lain yang tidak dapat ditinggalkan.

c. Penerus bisnis tidak menguasai keterampilan/pengetahuan yang dimiliki pendirinya.

d. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap mempertahankan bisnis. Misalkan bahan baku semakin berkurang atau pekerjanya tidak ada yang mau.

d. Perusahaan /bisnis tidak mempunyai sistem yang bisa diturunkan.  Penerus bisnis menjadi kehilangan pegangan dan acuan untuk meneruskan bisnis.

Ketika bisnis keluarga tidak bisa berjalan lagi, maka ada beberapa kemungkinan :

a. Perusahaan (bisnis keluarga) akan berkurang asetnya, bahkan beralih pemilik.

b. Aset perusahaan masih ada, tapi akan terbengkalai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline