Lihat ke Halaman Asli

Isnatul khasanah

Mahasiswa IAIN Kudus

Musik dalam Persepektif Hadis

Diperbarui: 26 September 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mau cerita sedikit tentang musik kesukaan saya.

Saya sendiri bingung kalau ditanya apa musik yang paling saya suka. Buat saya, semua jenis musik punya ciri khas masing-masing yang jelas memberikan efek berbeda pada pendengarnya.

Saat ini saya sedang mendengarkan lagu akustik dari bermacam lagu dikala Lagunya bisa membuat tiap pendengarnya serasa sedang melayang di awan.sukaa bangett dengan berbagai musik akustik dan yang belum tau music akustic itu seperti apa ini saya jelaskan music akustik adalah musik yang secara tunggal dan secara utama memakai alat musik yang menghasilkan suara melalui alat musik akustik, berseberangan dengan alat musik elektronik atau alat musik elektrik. 

Meskipun semua musik sempat merupakan akustik, retronim "musik akustik" muncul setelah kemajuan alat-alat musik elektrik, seperti gitar elektrik, biola eletrik, organ elektrik dan synthesizer.nah adapun pandangan islam tentantang musik dan bernyanyi Akhir-akhir ini di media sosial (medsos) kembali muncul daftar nama-nama pekerjaan atau profesi yang diharamkam, di antaranya bermain musik, bernyanyi dan seni. 

Bagaimana sejatinya hukum musik, bernyanyi dan seni? Terdapat ikhtilaf atau perbedaan pendapat ulama mengenai hukum musik, bernyanyi, dan seni. 

Ini sejatinya merupakan persoalan ijtihdiyah, yakni masalah dalam ranah ijtihad (f majl al-ijtihd), dalam arti tidak jumd (kaku), melainkan terbuka lebar bagi penafsiran (interpretasi). Hal ini karena tidak ada nas yang secara qath'i (pasti) dan sharih (jelas) yang melarang musik, bernyanyi dan seni,Kebolehan Musik, Bernyanyi dan Seni Pada dasarnya musik, bernyanyi, dan seni adalah boleh (mubh).

Terdapat sejumlah nama sahabat, tabiin dan ulama yang membolehkan musik. 

Hujjatul Islam Imam al-Ghazl memberi apresiasi begitu tinggi terhadap musik, nyanyian dan seni. Dalam Kitab Ihy' 'Ulm al-Dn (Juz II, halaman 273), ia menyampaikan kata-kata indah: Artinya,"Orang yang jiwanya tak tergerak oleh semilir angin, bunga-bunga, dan suara seruling musim semi, adalah dia yang kehilangan jiwanya yang sulit terobati."Lebih lanjut, al-Ghazl menjelaskan: : : : : . : : .Artinya,"Ab Thlib al-Makk mengutip tentang kebolehan mendengar (syair, nyanyian) dari sekelompok ulama. Ada di antaranya sahabat 'Abdullah bin Ja'far, 'Abdullah bin Zubair, Mughirah, Muawiyah, dan lainnya. Ab Thlib al-Makk mengatakan bahwa banyak ulama salafus salih, baik sahabat atau tabiin, yang melakukan dengan memandangnya sebagai hal baik. Ab Thlib al-Makk mengatakan bahwa ulama Hijaz (Makkah dan Madinah, dahulu) selalu mendengarkan nyanyian pada hari utama dalam setahun, yaitu hari yang diperintahkan Allah untuk menyebut nama-Nya, seperti hari Tasyriq. Demikian pula dengan penduduk Madinah sampai zaman kami saat ini. Hingga kami menemukan Qadli Marwan, dia memiliki beberapa budak wanita yang bernyanyi untuk manusia dan ia siapkan untuk para Sufi. Atha' juga memiliki dua budak wanita yang bernyanyi, maka saudara-saudaranya mendengarkan keduanya. Ab Thlib al-Makk mengatakan bahwa ada yang bertanya kepada Ab Hasan bin Slim, 'Bagaimana engkau ingkar (melarang) mendengarkan nyanyi, padahal al-Junaid, Sar Saqath, Dzun Nn membolehkan?' Ia menjawab, 'Bagaimana aku melarang mendengarkan nyanyian padahal ada orang yang lebih baik dari aku yang membolehkan dan mendengarkan?' Sungguh 'Abdullah bin Ja'far ath-Thayyr mendengarkan nyanyian. 'Yang aku ingkari adalah permainan yang ada dalam nyanyian,'" (Ihy' 'Ulm al-Dn, Juz II, halaman 267). 

Wallahu a'lam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline