Keberhasilan tidak datang dengan sendiri, namun butuh kerja keras, do’a dan harapan serta dukungan banyak pihak. Begitupun dengan keberhasilan bangsa membangun negerinya sendiri.
sumber gambar : cintatanahindonesia.blogspot.com
Kerja keras telah dibuktikan putra-putri bangsa Indonesia dalam banyak hal. Terbukti dari banyaknya prestasi anak bangsa dalam berbagai bidang. Misalnya pebulutangkis Indonesia Taufiq hidayat, aktor Joe Taslim, perenang Indonesia Gde Siman, pemenang medali emas olimpiade Kimia dunia Kelvin Anggara dan lain-lain, yang namanya bersinar di tingkat Internasional dan mengharumkan nama bangsa.
Jadi, Indonesia adalah bangsa yang besar dan patut dibanggakan.
Indonesia terus membangun dalam banyak hal, bukan hanya secara personal. Sehingga dibutuhkan lagi satu poin yang teramat penting untuk bisa membawa Indonesia ke tahap kemakmuran yang merata, terutama kemakmuran dalam hal perekonomian yaitu dukungan, persatuan dan kerjasama.
Banyak hal perlu dicermati dalam hal perekonomian bangsa. Salah satunya adalah posisi Indonesia sebagai pasar paling besar dan paling potensial diantara semua negara ASEAN. Ya, selama ini Indonesia adalah pasar empuk dari berbagai produsen dunia.
Mulai dari produk makanan, minuman, susu formula, keramik, kendaraan, obat-obatan hingga kosmetika. Fakta bahwa Indonesia adalah pangsa pasar terbesar inilah yang kemudian memantik kesadaran putra bangsa, mengapa hanya menjadi pasar?
Bukankah sudah terbukti, bahwa putra-putri bangsa Indonesia tidak kalah hebatnya dengan anak-anak dari negara maju? Bukankah banyak putra-putri bangsa yang berhasil menjadi yang terbaik di tingkat dunia?
sumber gambar : haris-widodo.bogspot.com
Indonesia tidak lagi bisa menggantungkan tangan hanya pada hasil alam yang kaya. Menyediakan buruh jasa yang tidak terlatih dan terampil, lalu kemudian hanya menjadi konsumen semata. Fakta menunjukkan dengan cara demikian perubahan signifikan perekonomian hanya pada segelintir kelompok.
Belum nampak hasil nyata kesejahteraan pada kelompok rakyat jelata, dengan terus mengandalkan sumber daya alam atau buruh tidak terlatih. Toh masih setumpuk permasalahan ekonomi yang membelit dan menciptakan “orang miskin baru”.
Modal Indonesia untuk bisa bangkit dan menjadi negara yang berhasil dalam hal perekonomian, sudah ada. Indonesia memiliki para “tentara” nya sendiri dengan begitu banyaknya jumlah rakyat. Dari perkiraan BKKBN, jumlah rakyat Indonesia tahun ini saja sudah diperkirakan mencapai 250 juta jiwa. Jumlah yang fantastis.
Jika 1 persennya saja adalah pemuda dengan kecerdasan dan keterampilan terbaik. Maka jumlahnya sudah 2,5 juta. Jumlah inilah yang akan menjadi “tentara” Indonesia dalam membangun negeri.
Wow... Jika 10 pemuda saja bisa mengguncang dunia, apalagi 2,5 juta pemuda cerdas, terlatih dan terbaik. Bayangkan apa yang bisa Indonesia lakukan.
Hanya butuh dukungan pemerintah dan rakyat sendiri. Dukungan dan kerjasama yang andal baik dalam hal modal, pemasaran ataupun perlindungan hukum untuk kemudian menciptakan inovasi dan pasar bagi negeri sendiri.
Satu lidi, mungkin akan bisa patah dengan mudah. Namun jika seribu lidi, tidak akan dengan mudah patah oleh sepasang tangan, walau raksasa sekalipun.
Ide kreatif dan inovatif terus bermunculan seiring pertumbuhan dan peningkatan pendidikan Indonesia. Produk lokal pun bermunculan, diluncurkan dan siap bersaing di pasar Indonesia juga dunia.
sumber gambar : www.sugengmotorkita.com
Salah satunya adalah suku cadang kendaraan dari produsen ASPIRA.
Mengingat membludaknya penggunaan kendaraan bermotor, terutama milik pribadi sebagai sarana mempermudah mobilitas keseharian, maka suku cadang adalah komponen yang paling penting.
Sumber gambar :http://www.aspira.astra.co.id/
Dengan hadirnya ASPIRA sebagai salah satu merek produk terbaik dari PT ASTRA OTOPARTS Tbk, maka Indonesia harus berbangga. Pasar onderdil tidak akan dikuasai sepenuhnya oleh produk impor.
ASPIRA telah cukup lama hadir dan mengerti pasar kendaraan bermotor, juga kebutuhan rakyat Indonesia.
Berbagai produk ASPIRA telah digunakan ratusan orang Indonesia bahkan dunia. Malah telah turut andil dalam berbagai even penting dunia yang melibatkan kendaraan bermotor.
ASPIRA cukup menghadirkan kenyamanan dan rasa aman dalam berkendara. Karena suku cadang ASPIRA memiliki jaminan kualitas yang oleh Astra. Standar mutu yang tentu melewati kontrol pabrikasi Astra yang ketat. Kemudian juga melalui tahap Quality Check yang panjang, sehingga setiap produk ASPIRA aman dan melindungi konsumen.
ASPIRA pun mendapat penghargaan Indonesia Brand Champion 2013 Peringkat Gold untuk Kategori Car Air Filter, Car Oil Filter, dan Car Brake Pad & Brake Shoe
Produk-produk ASPIRA memiliki spesifikasi yang cocok untuk sepeda motor, merek apa saja. Karena ASPIRA di produksi secara nasional dengan jaringan distribusi yang luas, maka semua pengendara yang membutuhkan dapat menemukannya dimana saja. Bahkan di tengah desa kecil sekalipun.
Saya pernah mengalami putus rantai dalam perjalanan pulang ke Samarinda. Kejadiannya berlangsung di desa kecil di antara jalan perusahaan. Beruntung seorang anak membantu kami menemukan bengkel kecil yang jauh dari rumah penduduk. Yang membuat saya terkesima, ternyata di desa sekecil itu saja, tersedia produk ASPIRA. Sayang saya tidak sempat mendokumentasikan peristiwa tesebut.
Bicara soal harga, ASPIRA murah. Kini konsumen semakin cerdas dalam memilih. Barang murah namun kualitas ambruk tidak akan dibeli. Sebaliknya barang mahal dengan kualitas bagus masih jadi opsi terbaik. Namun ASPIRA memberikan pilihan bijaksana. Murah dan berkualitas.
Mengapa ASPIRA murah? Karena tidak perlu melalui tahap impor yang berbelit dan semua berbayar.
Apalagi dengan kondisi perekonomian kini. Pemerintah pun terus berharap, masyarakat bisa dengan bijaksana memilih produk lokal dengan kualitas baik. Tidak hanya membantu perekonomian secara personal namun juga nasional. Selain itu juga pemerintah terus berupaya menggalakkan pengadaan barang dan jasa dari produk-produk dalam negeri. Dalam posisi kita sebagai bangsa, memang tidak bisa mengandalkan kerja keras dari sebelah pihak namun juga butuh kerjasama dan persatuan yang baik.
Jadi mengapa harus enggan menggunakan produk lokal? Bukankah kita tidak ingin hanya menjadi pasar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H