Sebagai petani kopi liberika di Kecamatan Sepaku, saya, Ismu Widodo, telah merasakan langsung manfaat dari tanaman kopi ini. Selain memberikan penghasilan bagi keluarga dari hasil green bean dari red honey proses yang kopi liberika, kami hadirkan berupa secangkir kopi yang diseduhkan di Pondok Kopi desa Tengin Baru. Untuk sustainability dan mempercepat untuk mendapatkan cuan yang lebih cepat dan lebih besar kami menjual dalam bentuk secangkir kopi di Pondok Kopi langsung hadir di kebun dan kedai kopi di Pendopo Kopi yang berada di tengah-tengan pemukiman di desa yang sama.
Sebagai petani kopi liberika yang sudah di mulai pada tahun 2015 bersama Suyanto di Kecamatan Sepaku juga memberikan dampak kepada masyarakat sosial untuk berbagi pengetahuan maupun pelatihan teknis kepada petani dari Long Apari yang sedang memberikan hasil atau produk kopi untuk menggerakan ekonomi, dari sekolah pertanian, kampus Politani Samarinda juga tertarik untuk mendalami kopi jenis liberika.
Menurut Kepala Jurusan Politani Samarinda Mujibu Rahman juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, dengan program agroforestry bisa sangat konkret di lakukan dengan memadukan tanaman kehutanan untuk tanaman perkebunan dapat memberikan dampak yang lebih besar dan luas terhadap keberlangsungan produk yang lebih bervarian dan mendukung keanekaragaman hayati, di sampaikan saat pertemuan di Kampus Politani.
Kemudian Pak Kajur mempersilahkan memberikan waktu dan ruang kuliah di kampusnya, dengan mengajak mahasiswa yang terkumpul untuk menghadiri kuliah umum dadakan, mengawali dengan berbagi sedikit spirit dan strategi kelak nanti di dunia kerja atau dunia usaha bisa menjadi sukses untuk menuju impianya.
Kopi Liberika: Solusi untuk Bumi
Kopi liberika, dengan ketahanannya terhadap perubahan iklim dan kemampuannya tumbuh di berbagai kondisi tanah, tanah yang kami tanam di kecamatan sepaku merupakan dataran rendah, termasuk lahan gambut yang bisa di jumpai di kabupaten sambas, lahan bekas tambang sudah di uji coba di pangka pinang, dan bahkan lahan marginal menjadi harapan baru bagi dunia pertanian. Tanaman ini tidak hanya menghasilkan biji kopi berkualitas, tetapi juga berkontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon.
Mengapa Kopi Liberika?
* Penyerap Karbon Alami: Kopi liberika memiliki akar yang kuat dan dalam, bahkan mampu hidup di sela tanaman sawit yang berakar serabut, sehingga mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang signifikan.
* Tahan terhadap Perubahan Iklim: Tanaman ini dapat tumbuh subur di berbagai kondisi cuaca ekstrem, sehingga lebih tahan terhadap dampak pemanasan global.
* Pelindung Lahan: Perkebunan kopi liberika dapat membantu mencegah erosi tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem.
* Potensi Ekonomi: Kopi liberika memiliki pasar yang menjanjikan, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Ajakan Bersama Menanam Kopi Liberika
Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat, untuk bersama-sama mengembangkan budidaya kopi liberika. Dengan bersatu, kita dapat:
* Memperluas Lahan Tanam: Meningkatkan luas lahan perkebunan kopi liberika untuk menyerap lebih banyak karbon.
* Mengembangkan Teknologi Budidaya: Menerapkan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi liberika.
* Membangun Pasar yang Berkelanjutan: Membangun jaringan pemasaran yang kuat untuk menjamin harga yang adil bagi petani.
* Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Melakukan sosialisasi tentang pentingnya kopi liberika bagi lingkungan dan ekonomi.
Mengenai harapan komoditas kopi liberika di Kalimantan Timur, sangat di respon sangat baik oleh calon petani maupun petani di Kaltim, ada beberapa petani yang sudah memulai tahun 1990 an banyak di jumpai kopi liberika di Kabupaten Kutai Kertanegara, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Kutai Timur, Mahulu, Berau, Kota Samarinda. Seperti yang saya tulis sebelumnya "Menuju Kaltim Memiliki Komoditas Unggulan Baru Kopi Liberika."
Di Samarinda terdapat komunitas petani kopi (Kanopi) yang di inisiasi oleh pak Slamet Prayoga (Yoga) dan sebagai Owner Malabar Mountain Coffee di Pengalengan Jawa Barat.
Pak Yoga yang pernah menimba ilmu di Fahutan Universitas Mulawarman terpanggil untuk membuat komunitas petani kopi yang bisa memberikan produk asli dari Kalimantan Timur.
Di kota Samarinda Yoga membuat kebun agroforestry di lok bahu, kopi sebagai komuditas utama dengan jenis liberika, robusta dan arabica di padukan dengan pohon kehutanan ulin, durian, nangka, rambutan, cempedak dan pohon langsat.
Di kebun lok bahu juga menyediakan tempat pelatihan budidaya kopi, yang terus di berdatangan dari kampus pertanian, kehutanan, politani dan SMK Pertanian. Sebagai bentuk dukungan dan kerjasama untuk mewujudkan kopi liberika menjadi produk unggulan yang memberikan impact kepada pertumbuhan ekonomi, masyarakat sosial dan kepada perbaikan lingkungan bahkan global sepertinya tertulis di judul memberikan kelestarian buat Bumi.