Lihat ke Halaman Asli

ismu widodo

Petani kopi untuk melestarikan lingkungan dan memberikan impact kepada ekonomi, social dan budaya.

Dari Transmigrasi Menjadi Konservasi Hutan

Diperbarui: 23 Juli 2024   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc : Foto koleksi pribadi

Kecamatan Sepaku salah satu kecamatan termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang saat ini tempat berdiri IKN Nusantara.  Penduduk di  Sepaku semua adalah program  transmigrasi mulai pada tahun 1977.

Pak Sadi pelaku atau peserta transmigrasi pada tahun 1977 yang saat ini masih hidup dan tinggal di Desa Tengin Baru, mengikuti program transmigrasi, saat menjelang senja saya untuk sengaja datang untuk saling silaturahmi ke rumah beliau, saat memutuskan ke Kalimantan adalah ingin mencari pengalaman di tempat yang baru beserta keluarga dan selanjutnya menetap kan anak putu beliau atau saya menyebutnya hijrah.

Masyarakat di Sepaku di kelilingi oleh hutan tanaman industri, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Hutan Bukit Bangkirai.  Sebagai penduduk yang berdampingan dengan hutan ada kegiatan berkebun kelapa sawit dan sedikit komoditas tanaman buah dan kehutanan kerena secara ekonomi lebih pasti.

Kami dengan latar belakang  anak desa dan pernah kuliah di bidang Manajemen Hutan maka  memberikan arti hidupnya berbudidaya kopi liberika di Kecamatan Sepaku, yang di bawa oleh mbah Boinah peserta program transmigrasi asal Pacitan.

Perambahan Hutan Raya Bukit Soeharto sangat luas oleh masyarakat sekitar kampung, dengan keterlanjuran maka pihak Kehutanan masih memberikan kesempatan untuk berkebun.


Berdasarkan Perhutanan Sosial (PS) adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya.

Konservasi hutan adalah perubahan fungsi kawasan hutan atas kegiatan pembukaan lahan pertanian,  kami berinisiatif untuk melakukan kelestarian hutan kembali dengan komoditas kopi liberika yang mempunyai tajuk lebih besar dan sangat adaptif untuk tumbuh di hutan dengan ekosistemnya seperti luwak misalnya.

Untuk mendukung kelestarian hutan, kopi liberika ini juga kami tanam pohon buah endemik yaitu durian, nangka, cempedak, sukun.  

Untuk membuka lahan kami mendatangi kantor kehutanan UPTD Tahura Bukit Soeharto dan bertemu kepala UPTD dengan Bapak Rusmadi pada tahun 2021 untuk memberitahukan ikut kontribusi mendukung kelestarian hutan dengan Perhutanan Sosial.

Doc : Foto koleksi pribadi

aat ini kami sudah ada penanaman 15 hektar tanaman kopi liberika beserta tanaman pelindung nya yang jenisnya di tentukan atau saran dari Kepala Tahura.Secara ekonomi ini sangat menjanjikan untuk di kembangkan dengan skala besar, dengan model budidaya yang kami lakukan sudah memberikan siklus hasil dan dapat berkelanjutan dengan untuk memberikan dampak.

Bergerak dan berdampak adalah prinsip kami, sedikit demi sedikit melakukan aktifitas dengan konsisten dan yang paling penting memberikan dampak positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline