Senang rasanya dapat hadir dalam diskusi yang diadakan oleh Kemkominfo, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Kementrian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Obrolan yang diangkat sebagai bahan diskusi bersama Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam hal Penggunaan Media Soisal yang baik dan beretika. Alasan diangkatnya Tema ini sangatlah baik menurut saya, melihat akhir akhir ini penggunaan media sosial yang sulit untuk dikontrol baik itu dari sisi Pengembang Aplikasi Media Sosial, Pemerintah, Serta Setiap orang yang menggunakan media sosial itu sendiri untuk tidak menyebarkan berita berita HOAX (Berita yang tidak benar).
Penggunaan media sosial merupakan penggunaan teknologi online untuk menyampaikan berbagai pendapat, berbagi opini, meningkatkan diskusi dan membangun hubungan. Penggunaan media sosial telah banyak membawa pengaruh terhadap cara seseorang berkomunikasi, bukan saja terjadi pada level individu namun juga terjadi pada level lembaga pemerintah. Maka untuk dapat mewujudkan komunikasi yang lebih baik diperlukan peran masing masing pengguna akun media sosial untuk mengutamakan dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
Apa itu HOAX? menurut Curtis D MacDouga, seorang Wartawan. "Kepalsuan yang sengaja dibuat untuk menyeru sebagai kebenaran" Berdasarkan hasil survey MASTEL 2017 kepada 1.116 Responden secara Online dalam waktu 48 Jam, dapat diklasifikasi Hoax sebagai berikut:
Berita Bohong yang disengaja (90,3%), Berita yang menghasut (61,6%), Berita yang tidak akurat (59%), Berita ramalan (14%), dan Berita yang menyudutkan (12,6%).
Cara Mendeteksi HOAX:
- Cek ALamat URL ; apakah berakhiran aneh seperti "com.co" dan sebagainya. usahakan alamat URL nya resmi dan bisa dipertanggung jawabkan seperti domain yang berakhiran .id atau .org
- Cek Status Situs Tersebut; Tulisan Tersebut menuliskan Identitas dirinya untuk dapat dihubungi seperti Nama,email dan lain sebagainnya
- Siapa Penulis dan Nara Sumbernya? googling informasi tentang mereka
- Beritanya Membuatmu Marah? Berita Palsu sering menyasar emosi dengan memberikan informasi-informasi yang aneh
- Bagaimana Penulisannya? Berita umumnya tidak menngunakan CapsLock dan Tanda Seru
- Cek Dengan Media Lainnya. Jika berita itu benar, media lain pasti juga memberitakannya
- Gunakan Fact-Checking. Coba situs snopes.com dan FactCheck.org
Sebagai akhir dalam tulisan ini saya berharap Netizen Lebih bijak dalam menggunakan media Sosial, Kemudaian mungkin perlunya kurikulum tersendiri yang membahas tentang Litersai Media Sosial, supaya bisa Menfilter dan tidak menyebarluaskan berita bohong
#AyoBerubah2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H