Lihat ke Halaman Asli

Ismu kawirian

Lombok tengah

Puisi | Secangkir Rindu

Diperbarui: 13 November 2019   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi


Aku masih saja duduk termenung di kedai tua sebrang jalan.

Di temani dengan Kopi Hitam pertama ku malam ini.

Terasa hambar,bagaikan dua insan yang saling bertemu namun tak menyatu.

Membuat rindu yang tak pernah tergenapi terpaksa mengadu pada sunyinya malam.

Hati ini mulai meronta-ronta tak terkendali.

Seolah-olah memaksaku kembali mengingat senyummu yang mampu alihkan duniaku.

Dan seolah-olah memaksaku kembali mengingat parasmu yang mampu menundukkan pandanganku.

Sungguh aku sebenarnya tak pandai merangkai kata apalagi menggoreskan luka.

Dan bagaimana bisa aku menggoreskan luka.?

Sedangkan dirimu masih saja sebagai tema utama seorang wanita yang ku puja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline