Ada berjuta kebahagiaan yang sedang ku rasakan di hadapan sebotol kopi yang kau suguhkan untukku.
Dalam setiap tuangan kopiku yang beradu di dinding gelas terlihat jelas wajah cantikmu.
Mungkin semua itu karena adukanmu yang searah jarum jam di iringi penuh rasa cinta.
Hingga membuat luka yang pernah kau beri mengendap malu dan berlalu pergi.
Sehingga mampu membuatku berimajinasi menciptakan sebuah puisi di balik tegukan kopi.
Puisi tentang tentang si pemilik lesung pipi yang sudah lama mencuri hati.
Aku masih bertanya-tanya apakah kopi yang kau beri adalah jawaban sederhana.?
Karena engkau tau kopi tidak pernah memihak dan tidak pernah pilih kasih untuk berpaling memanipulasi rasa yang ia miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H