Lihat ke Halaman Asli

Ismi Noor

Mahasiswa Ilmu Politik 2020, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beda 1 Hari, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama; Dapat Rahmat?

Diperbarui: 27 April 2023   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya telah melekat dalam kehidupan masyarakat terutama di negara Indonesia. Namun, kali ini penulis tidak akan jauh membahas sejarah terkait budaya. Melainkan pembahasan kali ini adalah mengapa perbedaan yang terjadi dalam satu agama selalu menjadi hal yang menarik untuk dijadikan bahan perdebatan bahkan dapat memicu kebingungan sekaligus hiburan bagi umat Islam, apakah hal itu menjadi sebuah rahmat? Tepat pada hari kamis tanggal 20 April 2023, pemerintah mengadakan sidang Isbat yakni sidang untuk memberikan pengumuman penetapan hari raya fitri (1 syawal 1444H) yang di mana sepanjang waktu menunggu hasilnya, banyak umat Islam yang akhirnya memberikan pernyataan atas cara pandang mereka terhadap penetapan hari raya.

Secara fakta nya perbedaan hari raya yang tidak jarang terjadi ini selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik bahkan dapat menjadi sebuah hiburan bagi umat Islam. Hal-hal tersebut dapat dilihat secara langsung maupun tidak langsung seperti menyaksikan nya dalam beranda-beranda sosial media dan juga secara tatap muka antara umat Islam (Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama).

Perbedaan pandangan para umat Islam menurut para ulama sebenarnya adalah sebuah anugerah dan juga sekaligus rahmat yang tidak perlu diperdebatkan dan hal tersebut telah menjadi wajar namun, dengan catatan perbedaan yang ada tidak sampai memicu pertengkaran hingga perpecahan serta tidak keluar pula dari syarat-syarat Islam terutama seperti; rukun iman dan rukun islam.

Perbedaan tersebut juga didukung oleh firman Allah dalam Alquran yang dalam penerjemahan nya adalah "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha teliti." (Surat Al-Hujarat ayat 13).

Dengan demikian apabila merujuk dalam firman Allah tersebut maka, perbedaan pandangan terhadap penetapan hari raya di Indonesia ini adalah juga bagian dari hal yang sudah tercipta dan memang diciptakan karena adanya tujuan untuk mencari kemuliaan dari sang pencipta. Kemudian, apabila merujuk pada pembahasan Samuel P. Huntington dalam bukunya yang berjudul "The Clash Of Civilizations And The Remaking Of World Order" di Indonesia perbedaan-perbedaan yang terjadi ini adalah hal yang sangat biasa dan kecil kemungkinannya untuk berubah menjadi sebuah konflik. Meski, tidak menutup kemungkinan kedua pandangan yang ada ini dapat menjadi penyebab benturan antara peradaban di Indonesia sebab, Islam merupakan agama mayoritas yang ada di Indonesia. Artinya, pembahasan benturan peradaban ini tidak terbukti apabila melihat kenyataan yang ada antara perbedaan pandangan Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama. Maka dari itu, perbedaan antara pandangan Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama di Indonesia adalah sebuah rahmat yang penuh toleransi antara satu sama lain.

Ismi Noor Fajriani (Mahasiswa aktif semester 6 program studi: Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline