Layanan responsif adalah upaya konselor membantu siswa atau konseli yang sedang menghadapi masalah dan membutuhkan bantuan segera agar siswa atau konseli tidak menemui kendala dalam proses penyelesaian tugas perkembangan. Pelayanan responsif dilakukan segera karena dikhawatirkan akan menghambat perkembangan individu atau siswa dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Layanan responsif adalah bantuan yang diberikan kepada konselor atau siswa untuk membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan penggunaan konseling agar mengoptimalkan perkembangan siswa.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi karena berbagai faktor, siswa tidak memiliki penguasaan mata pelajaran yang cukup dan mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan. Menurut M. Dalyono (2010:56), faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar dibagi menjadi dua kategori, yaitu: faktor internal (faktor dari diri sendiri, meliputi: faktor fisik; karena penyakit, cacat dan faktor psikologis; kecerdasan, bakat , minat, motivasi , sehat mental). Faktor eksternal (faktor dari luar, seperti: keluarga, sekolah dan faktor lingkungan). Dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar siswa adalah faktor internal yang bersumber dari ego siswa, dan faktor eksternal merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa.
Menerapkan layanan responsif di sekolah bimbingan dan konseling adalah segalanya elemen yang relevan dalam koordinator sebagai implementasi utama. Layanan responsif adalah layanan implementasi atau bantuan yang diberikan segera kepada siswa, jika siswa memiliki masalah dan membutuhkan layanan responsif untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun peran guru BK dalam mengembangkan layanan responsif adalah
- Membantu dan mengidentifikasi siswa yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling serta mengumpulkan data siswa,
- Mengalihtangan siswa yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling responsif,
- Memfasilitasi siswa yang membutuhkan layanan responsif bimbingan konseling,
- Berpartisipasi dalam kegiatan pemecahan masalah siswa, seperti konferensi kasus, dan
- Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi layanan BK dan menindaklanjutinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan responsif untuk mengatasi kesulitan belajar sangat perlu diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah dan memerlukan pertolongan sesegera mungkin. Hal ini dilaksanakan di bawah bimbingan individu dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan orang tua siswa. Siswa mengalami kesulitan belajar berupa keterampilan yang kurang memadai, kurangnya pemahaman terhadap mata pelajaran tertentu, dan suasana belajar di rumah atau di sekolah yang kurang baik. Ada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar. Dapat ditindaklanjuti bahwa guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran selalu bekerja sama untuk mengidentifikasi setiap perkembangan perilaku siswa untuk menghindari segala jenis kesulitan belajar. Guru perlu mengkomunikasikan materi yang harus diterima siswa, guru dapat mengatur kelas diskusi melalui media, atau guru dapat mengunggah video diskusi yang tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Guru perlu menerapkan disiplin pada waktu belajar agar siswa tetap teratur.
Dalyono, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Habiba, B., Mulyani, S., Nia, N. I., & Nugroho, P. (2020). Konsep Layanan Responsif bagi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar secara Daring Dimasa Pandemi Covid-19. Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 4(2), 305-322.
Adi, P. P. (2021). EKSPERIMENTASI LAYANAN RESPONSIF MENGGUNAKAN TEKNIK SELF MANAGEMENT PADA PESERTA DIDIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR RENDAH DI MASA PANDEMI COVID-19 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Rahayu, T. P. Peranan BK Hadapi Kesulitan Belajar Masa Pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H