Lihat ke Halaman Asli

Alfathan Rahman

Blogger, kompasiana kontributor

Di Balik Uang Pensiun Raditya Dika

Diperbarui: 23 Juli 2020   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Gue cuma mau bilang, ubahlah hal yang bisa loe ubah! ". Itu adalah sepenggal kalimat yang selalu teringat setelah saya menonton salah satu konten YouTube Raditya Dika berjudul "Buat yang Pernah Diremehkan". Beliau merupakan salah satu orang yang menginspirasi saya. Selain memang backgroundnya sebagai seorang penulis, Raditya Dika bisa dikatakan sangat sukses dalam bidang yang kini ia geluti.. 

Dimulai dari menulis blog maupun buku, menggarap salah satu mini series yang sangat saya favoritkan yakni "Malam Minggu Miko", menjadi stand up comedian, beberapa film yang berhasil ia garap dan produseri, hingga membuat kanal YouTube yang menghibur juga menginspirasi. 

Di dunia entertaiment, nama Raditya Dika sudah tak asing lagi. Semua pencapaiannya bisa dikatakan sangatlah luar biasa. Hal tersebut berbanding lurus dengan income yang telah ia peroleh. Tapi tahukah kamu bahwa dalam mengawali karirnya, ia sempat diremehkan oleh seseorang. 

"Penulis itu biasanya umur karirnya pendek!" Terang Raditya Dika menceritakan apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Tentu kata-kata itu membuat komika yang satu ini terkejut. Ia merasa takut, down dan secara mental telah diremehkan akan hal yang diimpikan dan diusahakannya.   

Dari satu kutipan kalimat itu, kita mendapati dua permasalahan sekaligus. Pertama yakni pandangan negatif orang lain juga masalah finansial di masa tua/pensiun. Saya akan menjabarkan kedua permasalahan tersebut berdasarkan pandangan pribadi sebagai seorang penulis. Jadi jika kamu tidak setuju, maka ciptakanlah perspektif lain yang jauh lebih baik lagi....... 

===============

"Kesuksesan orang lain boleh kita ikuti, namun tidak untuk kita tiru." Prinsip ini sudah sangat tertanam dalam benak saya. Kita boleh mengikuti dan terinspirasi oleh kesuksesan orang lain. Tapi untuk meniru, I have to say "NO". Tuhan sudah memberikan rizki kepada hamba-Nya masing-masing tanpa terlewat sedikit pun juga dengan jalan yang berbeda-beda. 

Jika kamu mau sukses, maka hal pertama kenali terlebih dahulu dirimu sendiri. Dari sinilah kamu bisa mengeksplor semua hal, seperti kemampuan, passion, dan sebatas apa kamu bisa memperjuangkan tujuanmu. Jangan dengarkan cemoohan orang, karena mereka sama sekali tidak mengerti siapa dirimu dan jalan yang kamu tuju. 

Berbeda halnya dengan kritikan, karena itulah yang sesungguhnya akan membantu mengangkat dirimu. Mereka yang mengkritik adalah orang yang sangat excited dengan perjuanganmu. Merekalah sebenarnya orang-orang yang tidak ingin melihatmu gagal dalam menjalankan proses mencapai tujuanmu. 

Tidak mudah memang mengabaikan cemoohan orang lain. Bahkan gawatnya, cemoohan tersebut terkadang merasuk ke ranah psikis. Sehingga kita menjadi down, merasa ragu, dan mindset-mindset negatif lainnya. 

Ada sebuah buku yang berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat". Buku ini merupakan karya dari salah seorang blogger terkenal yakni Mark Manson dengan situsnya Markmanson.net. Mark berhasil menjadi fasilitator bagi banyak orang untuk mengoreksi harapan-harapan delusionalnya. 

Dalam buku pertamanya Mark Manson mengajak kita semua untuk hidup apa adanya, mengenali batasan dalam diri, dan bijaksana dalam menentukan kepedulianmu. Sehingga apabila kamu membaca buku ini, diharapkan kamu mendapatkan tambahan skill untuk mampu mengalahkan cemoohan orang yang menganggap remeh. Karena kamu telah mengenal lebih baik akan dirimu sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline