Lihat ke Halaman Asli

*Bertahan dalam Rayuan Tuhan*

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengoyak  Lembaran  Sayap  Bersangkar Dijamah  Aroma  layu  Tangkai  Bercabang Langkah  Perlahan  Seperti  Mulai  Memudar Padahal  BUkan ini  Yang  Ku  inginkan, TUHAN... Akankah  aku  Hangus  Terlindas  Waktu Padahal  Aku  tak  Ingin  Hanya  Menjadi  Seonggok  Daging  dan  Tulang  yang  Tak  berartii, TUHAN... Aku  INgin  Bertahan... Meski  Lorong  Rahang  Mereka  Mengekang.. Aku  INgin  Bertahan... Walau  Orang-orang  datang  Dan  pergi  Mengusir  Keramaian.. HIngga  Waktu  Akhirku  Tak  BIsa  Bertahan,, TUHAN... >> entah ini puisi atau bukan, yang kutau hanya ingin melepaskan kesesakan dalam rangkaian dan baris kata-kata, ku tuliskan saat perasaan ini mulai membuncah di ujung senja. terimakasih untuk penaku, notebook-ku, dan seperangkat catatan harianku.. *CREATED BY ISMI HADIYATILLAH

October 16th,2011 - 17.OO

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline