Editor adalah salah satu profesi yang menarik!. Setidaknya itu kesimpulan yang bisa diambil dari sharing seputar profesi editor. Sharing ini dikemas dengan diskusi dan sharing santai lewat IG Live Session bersama Kak Rudi (@belalangcerewet). Beliau menceritakan pengalaman menarik selama menjalani profesi sebagai editor.
Awal Mula memulai profesi Editor
Awal memulai karir Ketika berkesempatan untuk mengikuti peluncuran buku NH Dini pada awal kuliah. Beliau menjelaskan bahwa bukunya bisa tampil apik karena tangan editor yang berkontribusi. Peran editor ini menjadi urgen untuk penerbitan buku. Di balik buku yang bagus, ada kontribusi penyunting yang sudah berjuang membuat naskah menjadi menarik.
Pengalaman menjadi editor di awal karir pernah kerja di penerbit buku sekolah, lalu pindah ke penerbit buku populer, yakni genre motivasi dan bisnis. Sedangkan untuk editor freelance, beliau pernah tim editor kamus Indonesia-Inggris Hassan Sadily & John M. Echols terbitan Gramedia, seneng karena panduannya jelas dan honornya cepat cair.
Jobdesc seorang Editor
Perlu dipahami bahwa editor bukan sekadar mengecek tipo atau salah eja, tetapi lebih dari itu. Perlu dicatat Idealnya, ada dua macam editor di penerbit buku. Ada editor akuisisi (kadang cukup disebut editor) dan penyunting naskah (disebut juga kopieditor). editor akuisisi juga merencanakan buku apa saja yang akan diterbitkan, berkomunikasi dengan penulis atau calon penulis, dan memutuskan mana naskah yang layak diterbitkan atau tidak. Sedangkan kopieditor bertugas memeriksa tata Bahasa, ejaan dan struktur kalimat.
Pengalaman Unik jadi Editor
Ada beberapa pengalaman menarik yang dialami Kak Rudi selama menjadi editor. Terkait proses editing yang berkesan salah satunya kamus bahasa Indonesia Inggris terbitan Gramedia itu. Perlu ketelitian extra karena edisi revisi harus memuat lema dan sublema yang lebih lengkap.
Pengalaman Editing lain yang berkesan adalah tentang buku seputar informatika, saat sang penulis komplain seolah beliau mengubah tulisannya. Ini salah kaprah karena editor tidak melulu mencari kesalahan. Selama naskah dianggap sudah menarik, editor tak perlu menambah atau mengoreksi.