Lihat ke Halaman Asli

Ismia Nur Abdullah

Mahasiswa ipmafa pati

Masyarakat Cerdas Menyikapi Pandemi Covid-19

Diperbarui: 4 Desember 2020   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

     

     Sudah hampir satu tahun lamanya kita menjalani kehidupan bersama Pandemi, tepatnya dimulai diakhir Desember tahun 2019 lalu, Pandemi global yang disebabkan covid - 19 yang awalnya diidentifikasi dikota wuhan negara cina kemudian menyebar di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di negara Indonesia. 

Pandemi ini telah berdampak di berbagai bidang di negara seluruh dunia, seperti di bidang kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya, ekonomi hingga aktivitas peribadatan masyarakat.           

Begitu besar dampak dari pandemi ini dan masih belum pasti kapan musibah ini akan berakhir, melihat kondisi sekarang ini masyarakat mulai bosan dan bingung dalam menentukan sikapnya. Terlebih sudah banyak berita simpang siur seputar pandemi yang bukan menjadi hal baru lagi, bahkan menjadi konsumsi sehari-hari bagi masyarakat tentunya dari berbagai media informasi yang ada dinegara Indonesia. 

satu sisi dilembaga-lembaga kesehatan tidak kenal lelah memberikan sosialisasi juga berbagai pemahaman kepada masyarakat akan berbahayanya virus ini dan berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah dalam pencegahan penularannya, disisi lain sebaliknya masyarakat sudah mulai lelah menjalani kehidupan dengan kebiasaan baru yang sangat berbeda dengan gaya hidup masyarakat yang sudah berjalan sejak lama, melestarikan suatu hal turun temurun dari nenek moyang kita seperti mengerjakan sesuatu hal bersama-sama dan saling gotongroyong dalam menjalankan kehidupan adalah sesuatu yang amat dijaga bahkan menjadi identitas bangsa Indonesia, akan tetapi akibat adanya pandemi ini mau tidak mau semuanya itu menjadi terbatas

Ditambah banyak isu-isu yang beredar ditengah masyarakat seperti halnya pandemi adalah konspirasi elit global, dalam upaya mempercepat era digital. Ada juga yang memandang pandemi ini diciptakan hanyalah semata ajang bisnis faksin, dan ketika berhasil nanti akan ada pandemi baru dalam rangka meraup keuntungan dari jual-beli faksin. 

Yang terakhir juga yang menjadikan masyarakat kesal beberapa waktu lalu kerap ada berita viral rumah sakit beberapa kali memfonis positif orang yang tidak tertular virus covid. Hal inilah yang membuat bingung dan bimbang masyarakat, harus bagaimna dan seperti apa sebaiknya mereka bersikap, bahkan hal tersebut membuat sebagian masyarakat trauma dan takut untuk memeriksakan diri datang kerumah sakit, guna menghindari hal tersebut, yaitu difonis terkena covid.

Kita dihadapkan dengan dua informasi yang sama-sama mempunyai argumen yang menurut masyarakat pada umumnya semua terlihat masuk akal. Dari pemerintah yang menggembor-gemborkan untuk mematuhi protokol kesehatan dalam segala aktifitas kehidupan guna memutus mata rantai dari persebaran covid-19. Kemudian dari kalangan kritikus memandang, pemerintah tidak konsisten dalam beberapa kebijakan penanganan persebaran covid-19. 

Salah satu contoh nya yang sering kita dengar akhir-akhir ini adalah lembaga pendidikan atau sekolah masih diliburkan, tapi disisi lain agenda Pilkada tetap berjalan dan beberapa calon kepala daerah masih melakukan kampanye-kampanye terbuka, yang menciptakan kerumunan dan tidak mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan. Dan masih banyak ketabuan lain yang kita tak habis pikir, kesemua itu tersebar bahkan disuguhkan oleh media-media berita dan informasi yang ada di Indonesia. 

       Lantas kita harus bagaimana sebagai masyarakat dalam menghadapi fenomena dan situasi yang membingungkan dan begitu kompleks ini. Tentunya kita sebagai warga negara yang baik kita harus mengikuti apa yang menjadi kebijakan dan yang anjurkan oleh pemerintahan yang sah

        Demikian dengan kondisi di negara kita saat ini, banyak kritikan-kritikan tajam yang bertujuan menyudutkan dan menyalahkan pemerintah, bahkan banyak publik figur dan berita dari berbagai media yang terang-tetangan menjatuhkan marwah pemerintah Indonesia. yang kemudian menjadi konsumsi masyarakat pada umumnya, hal itulah yang membuat masyarakat resah hingga menimbulkan keraguan-keraguan dari masyarakat terhadap pemerintahan dinegara sendiri. Tentunya hal seperti itu menjadi PR dan kewajiban kita bersama untuk membendungnya, agar tidak menjadikan kekacauan didalam kehidupan bernegara kita. hal seperti itu juga disebutkan didalam al-quran Allah berfirman, surat An-Nisaa:59:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline