Lihat ke Halaman Asli

Isman Sumurubun

Seorang pegiat literasi kopi

Rasa yang Berseleweran

Diperbarui: 3 Juni 2018   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumbuer gambar:facebook;Azis Alzubaidy

Ditulis oleh Azis Alzubaidy dan Isman Sumurubu

Malam tak hanya menawarkan sepi
Ia menghadirkan perasaan yang berkecamuk
Juga rindu yang menggebu-gebu
Lalu bertebaran di mana-mana
Hingga mengepung fikiran menjadi tak karuan

Ditengah kesucian langit malam
Para penyair merangkai madah dalam pilu
Serta melukis kata-kata berbaris mesra
Sementara aku terlarut dalam derita
berkabung dalam duka

Sejenak terdiam, kupandang bintang-bintang
Membayangkan, kau hadir diantara cahaya-cahaya itu
Sambil kulafalkan namamu diantara kata-kata yang kutulis

Aku tahu, apa yang lebih parah dari patah hati
Tetapi aku belum mati
Aku masih hidup
Meskipun tidak mudah bagiku melangkah
dengan perih dan luka yang lupa berbeduh

Aku masih disini
Di tempat kita berdua mengalung cerita
Sebelum cinta di makamkan sehabis pertemuan

Kau tahu, di tempat ini
Semua rasa masih tersimpan rapi tanpa ada yang kurang
Jika berkenan, temui aku di sini
Jangan khawatir, semua akan baik-baik

Aku selalu menitipkan harapan pada senja
sebelum ia tenggelam bersama sunset.
Namun, aku harus milih salah satunya.
Apakah aku harus kembali atau tidak?
Sebab, luka yang dikau tinggalkan telah menjadi dosa

Ya, biarlah kusimpan semua ini di palung dadaku
Ia menyatu, dan mengalir dengan tenang
Waktu dan segalanya boleh pergi
Tapi harapan-harapan ini takkan lenyap

Namun, mengapa kita tak pernah bertemu di keheningan malam?

Imajinasiku terasa remuk redam tanpa kehadiranmu
Entahlah ke mana aku berpijak memecah tajuk pemikiranku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline