Perempuan itu menjual seluruh pelukanku ke toko kelontong sebelah rumahnya.
Ciumanku ditukar dengan sebatang rokok dan segelas susu basi untuk meredakan hatinya yang sekarat.
Kita sudah selesai, kau pergilah.
Langit menjilat birunya.
Ucapan sembrono itu seperti luka basah yang ia sentuh dengan sengaja.
Degup jantungku serupa grave pada uoacara kematian.
Aku mencintaimu -- seluruh yang ada padaku, punyamu.
Tubuhku mengeluarkan api,
namun air matanya persis air yang mengaliriku.
Bangsat, aku disihir.
Hatiku ditelanjangi, persis tubuh tanpa busana.