Lihat ke Halaman Asli

Saya Ingin Mengkritisi, Biar Nanti Saya Dikritisi

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua tipe manusia : "Pertama, manusia berakal yg tidak beragama. Dan kedua, manusia beragama yang tidak berakal". Itu sih pendapat secara subjektif oleh bang Adonis. Tapi, kalo di pikir-pikir memang benar juga. Nah, masalahnya kalo saya setuju dengan statement bang A, lantas saya bakal masuk tipe mana, pertama atau kedua? Bingung juga! tau aah :D Kalo dimintai contoh, saya punya beberapa referensi orang-orang yg masuk klasifikasi pertama maupun kedua termasuk ada beberapa tokoh-tokoh nge-Jreng sepanjang abad, yang saya kagumi, menghasilkan beberapa konsep serta pemahaman yg bisa saya pelajari & dalami. Adapula orang-orang yang saya dijumpai di sepanjang perjalanan hidup. Tapi, "gak boleh dong nyebut Merk!" bisa-bisa saya habis dikritisi balik. Kalo itu ribet, soalnya saya ini bukan siapa-siapa. Itu juga hanya pemahaman secara subjektif dari saya sendiri. Tapi, ada satu hal yang saya dapatkan di hari ini. Sebuah pesan yang saya rasa penting jadi bahan buat "ngaca" yang sifatnya ke-aku-an. "jangan mengkritisi kalo tidak mau dikritisi". Tapi, dikritisi sebenarnya oke oke saja, asal caranya dilakukan dengan baik pula. Mengkritisi juga perlu, hidup itu berfikir. Lah bukan manusia normal namanya kalo tidak memamakai otaknya lagi. (kalo orang gila?). Ada beberapa yang saya temui, tipe orang yang maunya hanya jadi "tukang" kritisi, sementara tidak mau menerima pendapat orang lain. Yang kayak gini ni parah. tipe Egois dan cenderung Arogansi.  Kata Bapak saya "tipe orang begitu gak bisa jadi pemimpin..." Ada pula orang yang kerjanya hanya mau di kritisi tapi tidak pernah mengkritisi. Diaaaammmmm melulu ! orang kayak gini cenderung apatis.

Mau jadi orang yang Memimpin atau Dipimpin?

Tapi, siapapun dengan berbagai karakter apapun mau jadi JAHAT atau BAIK semua bisa kita ubah. "purosesudearu" yah lewat proses, tahap. Belajar. Bagaimana seseorang berbaur dengan yang lain. Environment pegang peranan penting. Jadi, pintar-pintar kita lah buat melangkah. Mau jadi golongan orang pertama, orang  kedua atau orang tak jelas, dsb.hehhe. Nanti kamu bakal tau sendiri kalo kamu sudah mentok dengan karakter dan jati diri yang kamu tentukan. "...inilah saya !" Dan biarkan orang menilainya. Keep processing guys...Watch and Learn ! "saya ingin mengkritisi, biar nanti saya dikritisi" :))

oyaa, tulisan kalimat terakhir ini saya selipkan untuk tulisan yang saya ketikkan di hari ini,  hari ini tanggal 6 oktober 2010 yah? seharusnya, hari ini istimewa ternyata tidak. Saya baru sadar, 6 oktober 2009 itu kan tahun lalu bkn sekarang. jelas beda. Maaf untuk siapapun, Hanya sedang ingin menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline