Terkesan murahan dari bahannya. Tapi kalau ingat, dan sudah merasakannya bikin ketagihan. Sekian lama tidak pulang kampung halaman di Tegal. Tentu ada kerinduan yang tak terbendung. Bukan hanya ingin bertemu sanak saudara saja, berburu makanan khas pun jadi incaran ketika pulang kampung.
Menjadi perantauan tentu ada saja yang dirindukan dari kota asal. Termasuk makanan khasnya. Glotak, begitulah kami menyebutnya. Jujur saja, aku sendiri tidak tahu pasti bagaimana caranya membuatnya. Tapi rasanya yang khas membuatku selalu ketagihan dan merindukannya. Aduhai... bak orang yang sedang jatuh cinta. hehehe...
Ya, ketika pulang ke Tegal, makanan yang terbuat dari gembus yang dibecek-becek, ditambah tulangan ayam, cabe hijau dan bumbu kuning menjadi kelezatan tersendiri bagiku. Rasa pedas dari cabe hijau, bumbu kuning yang tercampur rata dengan gembus masuk ke tulang-tulang ayam.
Gurihnya ketika menjilati tulang ayam yang dagingnya dari gembus. Aroma bumbunya yang sangat menggoda. Sangat cocok sekali di makan panas-panas ditambah krupuk mie goreng pasir. Gurih pedas dan lezatnya membuatku menelan ludah berkali-kali saat menulis ini.
Sejauh ku merantau di Jogjakarta, Jakarta, Bogor, Tangerang sampai Cilacap ku belum bisa menemukannya. Setiap ku bertanya di tanah rantau tidak ada yang kenal Glotak atau Petis. Hingga aku memutuskan dan tak mau ketinggalan global saat di kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H