Lihat ke Halaman Asli

Isma Nuryani

Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Waktu Cepat Berlalu

Diperbarui: 5 Juli 2022   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Panci masih mengeluarkan uap panas. Aroma masakan memenuhi seluruh ruangan. Aku masih mondar mandir menyipakan meja makan. Tetiba suara halus nan lembut menyibak telingaku. "Umi, Kaka lapar" aku tersenyum dengan kalimat cantik itu.

Aku kembali mengaduk sayur yang siap matang. Menyicipi rasa, mengecek tingkat kematanga. "Iya sayang ini sudah matang" tanpa menatap siapa yang mengeluarkan sumber suara kecil itu. Aku masih saja, bolak balik melewati gadis kecil yang cantik, mata sayup, rambut acak-acakan. Gadis yang sedari tadi mematung di belakangku karena kelaparan.

"Tapi, Kaka maunya makan disuapin Umi" aku tersentak mendengar kalimat itu. Ku balikan badanku untuk menatapnya. Wajahnya terlihat memelas sayup. Aku kembali tersenyum, dan mengaduk sayur yang telah matang. Ku matikan kompor, ku siapkan mangkuk sayur untuk wadah sayur yang telah matang. Aku mendekati gadis kecil itu, kutatap dan kubelai rambutnya. Rasanya baru kemarin, ku mengganggu Ibuku yang sedang masak. Rasanya baru kemarin aku menanti di masakan Ibu didekat dapur. Rasanya baru kemarin aku mengatakan lapar kepada Ibuku. Sekarang, aku melihat gadis kecil itu berada didekatku. Memanggilku Umi, meminta makan, dan minta disuapin. Aku bukan lagi seorang anak, melainkan Ibu. Dan sekarang aku mendapatkan rasa dimana saat Ibu masak untuk kami anaknya. Ah... Rasanya baru kemarin. Aku anak-anak, remaja, dewasa, menikah dan ternyata aku sudah menjadi seorang Ibu dari dua anak. Waktu begitu cepat berlalu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline