Harimau Sumatra (Pantera tigris sumatra) merupakan salah satu satwa kunci yang terdapat di Kawasan Ekosistem Leuser. Namun, Akibat gencarnya perburuan liar, pembalakan liar ( illegal loging), degradasi lahan dan perdagangan satwa mengakibatkan satwa ini terus mengalami penurunan dan statusnya diambang kepunahan.
Padahal hewan ini salah satu Spesies kunci. Spesies kunci adalah spesies yang punya peranan penting dalam keseimbangan ekosistem. Dalam suatu ekosistem, jika spesies kunci punah maka akan mempengaruhi populasi dan karakteristik spesies lainnya.
Bentuk kepedulian Dunia Internasional terhadap Harimau Sumatra, setiap tahunnya selalu di peringati. " Global Tiger Day (Hari Harimau sedunia) yang di gelar setiap 29 Juni setiap tahunnya sejak dari tahun 2010 silam. Ajang ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap usaha konservasi harimau.
Bagi masyarakat lokal yang hidup di pinggiran hutan, hidup berdampingan dengan harimau telah dilakukan dari leluhur dan sebutan untuk harimau pun beragam untuk menghargainya diantanya Datok, tok uten, kuring letong, tok ron, regom, pake bur, seom dan kule.
Meskipun masyarakat adat menyakini ketika hari hari besar islam seperti Isra' Mijra', Maulid Nabi, Idul Adha, dan Idul Fitri hewan tersebut sering turun dari hutan belantara dan nampak di dekat pemukiman warga baik di lihat langsung dan hanya menemukan jejaknya.
Mereka hidup berdampingan dan nyaris tak pernah terjadi konflik bersama hewan yang terkenal pemalu dan sopan tersebut. Namun dewasa ini, ketika terjadi konflik selalu hewan tersebut yang di salahkan bahkan penyelamatan berbasis adat kian tergerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H