Pohon Kehidupan atau (The Tree Of Life), julukan itu disematkan kepada tanaman kelapa (Cocos nucifera L). DaerahPining salah satu penghasil kelapa terbaik di kabupaten Gayo lues sehingga istilah ike lemakni keralmi keta ari Pining dan ike lungi ni gule keta ari uring. Istilah tersebut sangat populer di kalangan masyarakat kabupaten Gayo lues dan kecamatan tetangga Lokop serbejadi Aceh Timur medio tahun 90 an hingga 2006.
Kata kata tersebut di atas bukan tak beralasan pasalnya kecamatan Pining salah satu penghasil kelapa terbaik di gayo lues. tanaman kelapa salah satu tanaman lokal yang terkenal dari daerah yang beriklim tropis tersebut.
Masyarakat Pining banyak menanam pohon kelapa di pamatang sawah (terbel), dan kelapa lokal yang di tanam oleh masyarakat memiliki pohon yang menjulang tinggi. Kelapa sarat dengan manfaat pun selain untuk krbutuhan konsumsi santan masakan. Tak jarang masyarakat mengolah kelapa tersebut secara tradisional menjadi minyak goreng kelapa, baik sebagai kebutuhan domistik maupun di pasarkan keluar daerah Gayo lues dan lokop Serbejadi kala itu.
Namun seiring musibah besar banjir bandang yang memporak porandakan kecamatan Pining pada tahun 2006 silam. ikut menghancurkan tanaman kelapa milik warga setempat. Dan semenjak saat itu kebutuhan minyak pun sangat tergantung kepada produksi pabrik.
Proses peremajaan yang di lakukan oleh masyarakat seakan akan tak ada dan dampaknya ketika menghadapi kelangkaan minyak goreng akhir akhir ini. dan harganya pun sangat mahal karna kita sangat tergantung pada kebutuhan pabrik. Ketika masih ada kelapa bisa di olah dengan cara tradisional dan bisa menjadi solusi untuk mengatasi kebutuhan akan minyak goreng.
Kita perlu menjaga dan melestarikan tanaman lokal terutama pohon kelapa lokal dan perlunya merawat sebuah tradisi untuk mengatasi kebutuhan pokok, mari menanam pohon kelapa tanaman lokal salah satu asli tanaman yang berasal dari indonesia sesuai dengan lagu nasional yakni rayuan pulau kelapa.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H