Senja dan cerita rakyat
Oleh : ismail baihaqi
Senja merupakan Fenomena alam yang dapat di temui di saat musim kemarau. Tepatnya di saat matahari sedang terbenam di ufuk barat, warna langit seketika berubah menjadi merah dan jingga.
Banyak pencinta sang senja yang rela meluangkan waktunya demi bisa langsung menyaksikan fenomena tersebut salah satunya di pinggir laut. Namun suasana senja di pegunungan memiliki rasa tersendiri selain keindahan gunung yang menjulang tinggi yang memanjakan mata di tambah ada suara jangkrik (seset dalam bahasa gayo) serta kicauan burung yang mau beristirahat di rumahnya.
Berdasarkan cerita orang tua zaman dahulu dalam sebuah Kekeberen (Dongeng) saat penulis masih kecil, mereka mengatakan itu darah orang kafir Semasa zaman Nabi dalam menegakan risalah agama islam di permukaan bumi ini.
Memang kalau di dikaji dan teliti secara ilmiah sulit di terima oleh akal secara rasional. Namun ada pesan tersirat yang di sampaikan dalam kekeberen tersebut, dalam misi menegakkan agama islam di atas permukaan bumi ini banyak terjadi pertumpahan darah melawan kaum yang memusuhi islam.
Dan ada suatu ibrah yang bisa di petik dari cerita mitos tersebut bahwa perjuangan agama ini sangat panjang butuh pengorbanan harta, waktu dan nyawa demi misi agama islam Rahmatan lilalamin tegak di permukaan bumi ini. Dan kita yang hidup di zaman yang tak ada lagi ada peperangan dan pertumpahan darah serta intimidasi bisa mengamalkan islam yang di bawah oleh Nabi Muhammad SAW dengan Kaffah. Musuh kita hanya satu yakni melawan nafsu angkara murka.
Kembali lagi ke persoalan senja tadi selain keindahan hanya sementara setelah itu berganti dengan malam, sebagai bukti kemaha besaran ALLAH dalam mengatur ciptaannya dan hendaknya kita bisa mengambil pelajaran dan sesantiasa bersalawat kepada baginda Nabi Muhammad sebagai bentuk syukur kita kepada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H