Lihat ke Halaman Asli

Luka Kesetiaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini aku mencoba mendedah batinku yang terlalu sering runyam dihantam kenyataan
Ketika kemarin dan dulu hatiku telah begitu sering dibajak oleh perompak dari pulau Haru.
Lihatlah Tuan, aku telah mencoba membijak jejak...
Lalu membisikimu tentang lazimnya membingkai sejarah dan kenangan.

Tuan, hatiku pernah juga pingsan karena sekonyong-konyong kau tikam,
dengan keadaan dan pilihan yang terlalu sulit kutentukan.
Sementara aku sedang bingung membenahi jarum kompasku yang berputar tak tentu arahan.
Langit yang biru itu, Tuan, pernah kita pandang dengan senyuman,
meskipun tiba-tiba menjadi gelap tak teraba perasaan.

Percayakah Tuan, suatu waktu aku akan bisa mempesona senja?
Tapi percayalah, saat itu kau juga mampu menikmatinya meski dari kejauhan.
Meski tak bisa menyentuh.
Meski tak bisa merengkuh.

5 Januari 2012
Solo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline