Lihat ke Halaman Asli

Ketika kami harus turun kejalan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita hidup harus makan, yang dimakan hasil kerja, kalau tidak kerja tidak makan, kalau tidak makan, pasti mati, itu lah undang-undangnya, itulah undang - undang dunia,...

Tapi ketika kami dididik hanya untuk jadi pekerja dengan upah murah dan rendah, dengan keselamatan minimal, dengan asuransi abal-abalan, dengan standar keselamatan yang mencurigakan, kami lalu berkreasi, mengubah ubi jadi makanan pokok, mengubah nasi aking untuk bisa dimakan lagi, memungut sisa Pizza di tong sampah Mall-mall yang angkuh, yang mengangkangi kami seperti Tuhan. Lalu kami pun diberatkan dengan pajak ini, membayar upeti kepada Negara, membayar sedekah pada pejabat, membayar Hibah ke pada Hakim, membayar fee kepada Polisi, lalu pendidikan ini kami diarahkan untuk memenangkan lomba Internasional,. diarahkan untuk menjadi Insan briliant, Pintar, cerdas, dan gagah ketika Bendera merah  putih berkibar,, kami jadi lupa, pekerjaan apa yang kami punya setelah ini, dan sekarang, pendidikan diarahkan supaya jadi wirausahawan, dengan prinsip "Modal sekecil-kecilnya, untuk untung yang sebesar-besarnya"

Kami benar-benar terbuai oleh sistem kebodohan ini,, kami benar-benar  dihadapkan pada kehancuran yang amat nyata,,

dan ketika opini ini jadi opini, tulisan ini hanya jadi petisi basi,,,

"Barang siapa yang menentang corak sejarah tiada dia dari bangsa apapun, dia pasti akan dilindas oleh sejarah, dan seandainya pemerintah tetap dengan sistem ini, entah esok entah lusa, kita pasti akan di lindas, digilas oleh sejarah"

Dan ternyata, kami harus turun kejalan,, supaya mereka berhenti bodohi kami




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline