Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat (Gila) Bola

Diperbarui: 9 Agustus 2018   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lagi kita melihat di berita sikap anarkis para supporter bola yang mengakibatkan luka bahkan tewasnya satu orang dari mereka. Entah apa yang ada dibenak mereka saat itu sehingga melakukan sesuatu yang sangat merugikan, bukan saja merugikan orang lain tetapi merugikan bagi mereka.

Tawuran terjadi akibat dari tindakan penjarahan sebagian dari suporter bola yang mengambil barang dagangan milik warga, sehingga dari tindakan tersebut mendapat perlawanan dari warga. Tawuran pun tidak bisa dihindari yang akhirnya ada yang terluka bahkan merenggut nyawa seorang suporter bola.

Masyarakat kita memang sangat dikenal sebgai masyarakat yang sangat gila bola, bisa dilihat antusias penonton baik pada saat putaran kompetisi. Diman para supertor klub bola sangat "gila" mendukung klub kesayangannya, juga kita dapat lihat bagaimana sikap "gilanya" para penonton baik di stadion maupun di layar kaca apa bila tim nasional Indonesia bertanding.

Tidak ada yang salah apabila kita sangat mendukung klub yang kita saying, atau kita mendukung tim nasional kita untuk terus meraih kemenangan. Tetapi ada yang salah apabila kita para penonton membawa sikap kegilaan kita sampai keluar stadion bahkan melakukan tindakan-tindakan yang anarkis.

Kemarin sabtu, 4 Agustus 2018, tawuran kembali terjadi dipasar Rebo dimana telah memakan korban, bukan saja korban harta tetapi bahkan korban jiwa.

Sangat sulit memang kita menganalisa apa yang mengakibatkan mereka hingga mau dan berani melakukan tindakan yang nyata-nyata melanggar hukum dan merugikan orang lain. Apakah masyarakat kita yang gila bola ini sudah frustasi??

Frustrasi, yang dari bahasa Latin adalah frustratio, merupakan perasaan kecewa akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Barangkali masyarkat (gila) bola sudah frustasi akibat dari kekecewaan mereka setelah melihat bagaiman mewahnya fasilitas penjara di LP Sukamiskin, atau bebasnya keluar masuka penghuni sel di LP Sukamiskin, atau barangkali masyarakat (gila) bola kecewa melihat para wakilnya disenayan hanya tidur dikursi empuk mereka, menonton video P***o, berdebat bersilat lidah sampai berbusa-busa tanpa ada hasil yang dirasakan menyentuh ke masyarakat (gila) bola, atau bahkan mereka frustasi karena sampai hari ini mereka belum melihat prestasi yang cukup membanggakan dari tim nasional kita, padahal sudah banyak kucuran dana yang sudah dikeluarkan, atau mungkin lagi mereka frustasi karena ditengah himpitan harga-harga daging dan telor yang mulai merangkak tinggi.

Elusan dada, cacian terhadap pelaku, atau isak tangis iba terhadap korban tidak akan menyelesaikan masalah, pemerintah harus bertindak dan bisa menjawab ini semua, apa yang harus dilakukan sehingga tidak lagi terjadi peristiwa seperti ini.

Kita boleh disebut sebagai masyarakat (gila) bola, tetapi kita harus menanamkan bahwa kita bukan masyarakat yang benar-benar gila sehingga dari kegilaan kita merugikan orang lain maupun merugikan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline