Lihat ke Halaman Asli

Ismail Nainggolan

Mahasiswa di STTBI Petamburan

Teori Behavioristik tentang Perjumpaan yang Mengubahkan dan Implikasinya terhadap Pandangan Kristen Aras Utama pada Gereja Pentakostal

Diperbarui: 12 November 2021   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendahuluan

     Arti Behavior adalah sikap tingkah laku kita sehari-hari. Kadang-kadang sikap ini dibentuk oleh latar belakang keluarga, pendidikan, media yang kita konsumsi. Namun behavior juga merupakan ekspresi dari karakter seseorang. Teori behavioristik adalah teori yang mempelajari seluk beluk  perilaku manusia yang dilakonkan setiap hari. tindakan manusia itu dapat berkolaborasi dengan stimulus sebagai pengalaman yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri sebagai respon yang seperti memberikan keuntungan bagi diri seseorang. Pengalaman manusia akan terus bertambah bila manusia itu mendapat hal hal yang baru dan dapat membuatnya semakin berkembang.

Demikian jugalah dalam proses ibadah Kristen akan selalu di jumpai peningkatan cara berpikir jika itu membuatnya lebih maju. Paulus sebelumnya bernama Saulus yang konon hidupnya sangat bertentangan dengan kekristenan karena dia seorang yang berpendidikan dalam agama farisi maka saulus memanfaatkan pengetahuannya untuk membuat stimulus hidupnya dihadapan mahkamah agama, lalu meminta surat tugas atau mandat untuk menekan kekristenan Kisah rasul 9:1-2, dan bahkan berencana memusnahkan umat Kristen. Tetapi dalam perjalananya paulus berjumpa dengan Yesus di tengah jalan Kisah rasul 9:3-6.

Perjumpaan yang sangat tragis sampai saulus melihat kilauan cahaya turun dari langit yang membuatnya sampai buta. Dari pengalaman ini apa yang di ketahui selama ini terlalu kecil dibandingkan dengan apa yang akan dianugerahkan oleh Yesus kepadanya. Stimulus yang ia dapatkan adalah kehidupan yang kekal dan Paulus menyadari bahwa yang diperbuatnya selama ini bersama orang Farisi dan mahkamah agama diluar konteks dari pada Allah. Sejatinya bahwa pengalaman sebelum berjumpa dengan Tuhan, dianggap sampah setelah perjumpaannya dengan lawatan Tuhan Yesus. Pengalaman paulus begitu kokoh dalam mengikut Yesus.

Dahulu Paulus yang mengancam orang Kristen tetapi setelah bertjumpa dengan Yesus bahkan ia rela di sesah bahkan rela dipenjara oleh mahkamah agama. Sehingga perjumpaan dengan Tuhan mengubah perilaku pada diri paulus menjadi orang Kristen dan bukan karena tinggi teologinya. Paulus merasa paling bodoh dihadapan siapapun karena apa yang dia tahu selama ini tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan kehendak Tuhan.

isi

Jika berbicara tentang Kristen, Maka kita berbicara tentang wawasan yang mencakup seluruh komponen dari berbagai lapisan manusia yang secara sadar atau tidak sadar menyatakan diri sebagai pengikut Kristus, dan begitu menyebar diseluruh penjuru dunia. Boleh dikatakan bahwa Kristenlah organisasi spiritual yang terbesar di muka bumi ini. Mungkin karena organisasi terluas di dunia dan dipenuhi dari berbagai suku bangsa, dan juga budaya-budaya yang sangat kontras ditambah lagi dengan bahasa yang sangat beragam maka hakekat dari organisasi itu sering menjadi abstrak. Dalam 1korintus 12:12-31 Yesus menggambarkan bahwa Kristen itu bagaikan tubuh yang terdiri dari bermacam macam latar belakang serta kepentingan yang sungguh berbeda, tentu tidak akan dapat memberi pungsi yang sama.

Bagian dari tubuh memberikan kontribusi yang pasti berbeda, sesuai dengan panggilan dan penciptaan terhadapnya. Tetapi keberagaman dalam tubuh dan pungsi yang tersalur semuanya hanya dapat di atur oleh kepala. Artinya tidak ada satu pungsi dari tubuh itu tanpa perintah dari kepala. Jika ada gerakan yang terjadi dilakukan oleh  bagian dari tubuh maka gerakan itu tidak akan menjadi kontribusi yang baik bagi keseluruhan tubuh itu sendiri. Keberagaman dari tubuh itu menjadi harmoni yang indah karena memiliki sistim yang unik di antara tubuh yang lain sehingga satu sama lain menjadi sempurna.

Dengan gambaran ini maka kekristenan itu adalah tubuh Kristus yang terbagi bagi sesuai dengan panggilan yang ada padanya. Sekalipun yesus menggambarkan serta mengajarkan hal itu, namun manusia Kristen menangapinya dengan logika biologis. Dimana tubuh yang satu sepertinya tidak terima dengan tubuh yang lain. Berbicara tentang teori behavioristik yang mengatakan bahwa perjumpaan membawa perubahan. Gereja gereja aras utama tidak menyetujui tentang gereja gereja pembaharuan seperti gerakan pentakostal.

Gereja aras utama hanya berpatokan pada apa yang sudah terkanonik didalam alkitab. Dan mereka berpendapat tidak ada lagi penyataan dari Allah di luar konteks alkitabiah.

Pandangan ini adalah pandangan manusia atau bisa disebut logika manusia. Gereja aras utama tidak lagi mencari stimulus yang baru dan lupa tentang Allah yang tidak pernah berhenti melakukan penyataan terhadap ciptaan-Nya dan juga tidak bisa dibatasi oleh logika apapun. Sekalipun manusia berdoa secara serentak tidak akan dapat menghentikan penyataan Tuhan. Seorang fundamentalis terkemuka bernama C. Campbell Morgan menyebut bahwa pentakosta adalah muntahan terakhir dari satan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline