Lihat ke Halaman Asli

Ismail Kilwalaga

Tenaga Pengajar (Guru dan Dosen)

Kurikulum Baru Berbasis "Deep Learning"?

Diperbarui: 6 November 2024   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Kegiatan Literasi SMP Persiapan Lusan Wailola (2024)

KURIKULUM BARU BERBASIS DEEP LEARNING

Oleh: Ismail Kilwalaga, S.Pd.I.,M.Pd.,C.IET


Semenjak Pelantikan para Menteri kabinet merah putih pada senin 21 Oktober 2024, mulai muncul wacana baru termasuk wacana dalam bidang Pendidikan yaitu tentang kemungkinan pemerintah melalui kementerian Pendidikan dasar dan menengah akan melakukan penataan terhadap kurikulum. Wacana yang paling santer akhir ini adalah adanya kurikulum baru yang berbasis deep learning. Terlepas dari akan diterapkan atau tidak namun tentu sobat pembaca akan bertanya-tanya tentang apakah kurikulum berbasis deep learning itu? Apa karakteristik kurikulum tersebut? Apa manfaatnya dan apa saja tantangan yang akan dihadapi? Berikut kami berikan sedikit penjelasan tentang "kurikulum berbasis deep learning". Selamat membaca!

Apa Itu Deep Learning?

Deep learning dalam pendidikan mengacu pada proses di mana peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan memahami materi dengan lebih baik. Peserta didik tidak hanya mengetahui apa dari sebuah topik, tetapi juga mengapa dan bagaimana hal itu terjadi. Kurikulum yang dirancang dengan pendekatan ini berupaya membantu peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Kurikulum Berbasis Deep Learning

Pertama, berpusat pada Peserta didik: Pembelajaran berfokus pada kebutuhan, minat, dan gaya belajar peserta didik. Peserta didik lebih banyak terlibat dalam diskusi, proyek, dan kerja sama kelompok.

Kedua, kontekstual dan Relevan: Materi pembelajaran dihubungkan dengan situasi nyata yang relevan bagi peserta didik, sehingga mereka dapat memahami pentingnya apa yang mereka pelajari.

Ketiga, penekanan pada pemahaman ponseptual: Peserta didik diajak untuk menggali lebih dalam tentang konsep utama dan memahami bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan.

Keempat, penggunaan Higher-Order Thinking Skills: Kurikulum ini mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Peserta didik didorong untuk bertanya, berpikir kritis, dan membuat penilaian berdasarkan data dan bukti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline