Lihat ke Halaman Asli

Indra Sastrawat

Wija to Luwu

Mengubah Paradigma, Jadilah Pemenang

Diperbarui: 28 Januari 2016   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pemenang (Gambar:www.jawaban.com)

 

Dunia olahraga pasti mengenal sosok Muhammad Ali, beliau adalah juara tinju dunia kelas berat. Tahukah anda, Untuk memotivasi dirinya menjadi petinju besar, Ali tidak malu-malu untuk mengetuk pintu tetangganya sambil berujar Aku lah sang juara dunia, dan para tetangga mengangap Ali sudah gila. Beberapa tahun kemudian Ali si gila mampu membuat para tetangganya percaya. Pada 25 Februari 1964, Ali mampu memukul TKO Sonny Liston dironde ke-7 dan menjadi juara dunia, sesumbarnya dihadapan para tetangga dan media dunia menjadi kenyataan.

Ketika anda membayangkan pikiran, maka pikiran itu dikirim ke semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yg serupa dan dikembalikan ke sumbernya yaitu anda. Itu yg terjadi pada diri Ali, dia mensuggesti dirinya sebagai sang juara bukan sebagai pecundang. Positive thinking ini yg kemudian tertanam dalam diri dan kemudian dengan kerja keras mendapatkan hasil maksimal. Sebaliknya orang orang yg selalu berpikir negatif, maka maka hal negatif tsb akan mengkristal dalam tutur kata, tindakan dan pikiran yang kita lakukan.

Langkah Zhang Shuai harus terhenti di perempat final Grand Slam Australia Open 2016, tapi langkah petenis peringkat 133 dunia terbilang luar biasa. Salah satunya di babak pertama, Zhang mampu mengalahkan Simona Halep (unggulan kedua), padahal dari 14 kali pertemuan sebelumnya Zhang selalu kalah dari Simona Halep. Kekalahan tersebut justru menjadi cambuk bagi Zhang untuk mengalahkan Simona, hingga kemudian Zhang mampu menghapus trauma 14 kali kekalahan. “Dari 14 kali kekalahan itu, saya memiliki banyak energy untuk berlatih keras. Saya berterima kasih kepada 14 kekalahan itu”.

Seringkali kita serentetan kegagalan tersebut makin mendekatkan kita menuju kemenangan, namun kebanyakan dari kita justru memilih menyerah. Zhang Shuai nyaris frustasi dengan prestasinya di dunia tenis. Rangking WTA tidak menunjukan prospek lebih baik dan terbersit langkah untuk mundur dari dunia tenis, namun tekadnya jauh lebih besar dari rasa frustasi tersebut. Apa jadinya kalau dia memilih kalah dari takdir! Mungkin kita akan melihat seorang putri Asia bertarung di babak 8 besar Australia Open tahun ini. Kisah paling heroik mungkin layak disematkan kepada Flavia Penneta.

Penneta merengkuh gelar juara Grand Slam pertamanya di usia 33 tahun yaitu di Amerika Open 2015. Setelah gelar juara tersebut, Penneta akhirnya gantung raket. Penneta harus menunggu belasan tahun lebih untuk mencatatkan namanya di daftar juara Grand Slam untuk kemudian dikenang, sebuah penantian yang panjang.

Yohanes Surya adalah profesor fisika yg banyak melahirkan juara olimpiade sains, pada suatu waktu, dia pernah berujar bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar. Dia membuktikan dgn mencari anak yg dianggap paling bodoh di Papua, maka ketemu anak-anak tersebut, mereka rata rata sudah sering tidak naik kelas.

Dengan ketekunan, kesabaran dan metode belajar yg cocok, anak-anak Papua tersebut kelak menjadi juara olimpiade sains Asia, hebat bukan! Semua anak dilahirkan cerdas sekaligus menjadi seorang pemenang. Tinggal metode yg pas yg akan mendukung mereka meraih kesuksesan tersebut. Kunci dari semuanya adalah menemukan guru atau panutan yang bisa menginspirasi mereka.

Dalam perusahaan hal yang terberat adalah mengubah mindset dan attitude para karyawan. Seringkali kita menemukan karyawan bermental negatif atau sekedar tunggu gajian bahkan yang paling parah selalu ingin ambil untung dari perusahaan, sehingga budaya tipping dan korupsi dianggap lumrah. Negeri kita tidak kekurangan PNS namun menemukan PNS yang mampu menginspirasi dengan nilai kejujuran sangat langkah. Mental mereka bukan mental pejuang seperti Muhammad Ali atau guru yang menginspirasi seperti Yohannes Surya.

Michael Hammer dalam bukunya Re Engineering Bussiness Revolution mengatakan "Orang-orang yang takut pada perubahan dan berusaha mempertahankan keadaan yang ada saat ini merupakan musuh internal yg paling berbahaya"

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline