India negara berpenduduk 1 milyar lebih, rakyatnya hidup di gubuk-gubuk kumuh, 60% penduduknya masih hidup dilembah kemiskinan, disibukkan dengan bencana alam, pemerintah yang tidak stabil, bentrok sektarian dan infrastruktur yang amburadul bisa menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi kelas wahid. Siapa yang menduga negeri yang sudah banyak melahirkan tokoh fenomenal dari Sidharta Gautama, Mahatma Gandhi, Akbar the Great, Rabindranath Tagore sampai Ahmad Deedat ini sekarang menjadi kekuatan ekonomi ke-3 terbesar di Asia setelah China dan Jepang.
[caption id="attachment_393891" align="aligncenter" width="577" caption="Foto (Wikipedia.com)"][/caption]
Dari data World Bank dan IMF, nilai GDP (Gross Domestic Product) India berada di rangking 10 dunia atau lebih baik dari Indonesia (16) bahkan melebihi negeri ginseng Korea Selatan (14). Lalu apa yang membuat India bisa secepat itu?
Jodha & Akbar
Semuanya berawal dari Reformasi ekonomi di dekade 90-an yang dikumandangkan PM. Narasimha Rao yang memberikan kebebasan swasta untuk ikut serta dalam pembangunan ekonomi. Hanya dalam waktu singkat jutaan sarjana India yang berdiaspora di negara-negara maju seperti Amerika Serikat kembali ke India. Harimau-harimau Srinagar yang merantau ini menjadi salah kunci keberhasilan India. Semangat nasionalisme orang-orang India memang luar biasa, bahkan sampai urusan barang konsumsi.
Orang India bangga dengan produksi dalam negeri, mereka lebih senang menonton film "murahan" produk Bollywood dari pada film Hollywood yang berteknologi 3 dimensi, mereka lebih nyaman mengendarai mobil murah seharga Rp. 20 juta merek Nano Tata dari pada mobil mewah BMW atau Ferari. Untuk urusan ini India bahkan lebih hebat dari China. Satu lagi Motor Bajaj dan TVS yang banyak berseliweran di jalan-jalan kita adalah produk cerdas bangsa swastika.
Tengok saja data GDP (PPP) atau Gross Domestic Product Purchasing power parity atau yang dikenal sebagai nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara pada tahun tertentu yang berasal dari Keseimbangan kemampuan berbelanja, kadang-kadang juga disebut paritas daya beli. PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran internasional (biasanya dolar), karena barang dan jasa memiliki harga berbeda di beberapa negara. Dari data tersebut India dengan mantapnya berada di rangking No.3, hanya kalah dari USA dan China dan jauh diatas kita, Indonesia (10).
[caption id="attachment_393893" align="aligncenter" width="603" caption="(Foto wikipedia.com)"]
[/caption]
Sebelum reformasi ekonomi pemerintah India 50 tahun lalu dengan mantap melakukan investasi di bidang sumber daya manusia (human investment) dengan melahirkan banyak sarjana. walau dicemooh banyak negara dengan sindiran untuk apa mencetak banyak sarjana di bidang keuangan dan bidang sains kalau negaranya tetap miskin, tapi pemerintah India easy going. Untuk kuliah di India biaya yang dikeluarkan sangat murah dibanding negara kita Indonesia. dari jenjang Strata 1 (S1) sampai jadi Doktor (S3) hanya memerlukan biaya kurang dari 10 juta rupiah, di Indonesia masuk kuliah kedokteran saja harus siap dengan 100 juta rupiah. Itu sama dengan melahirkan 10 doktor di negara India.
Kehebatan SDM India tidak diragukan lagi, setidaknya 30% dokter di Amerika serikat adalah orang India dan 30% karyawan Microsoft juga orang India. Di Indonesia, banyak accountant dari India menduduki posisi mentereng di perusahaan besar seperti Semen Gresik, Indosat, Kaltim Prima Coal dll. Pada tahun2011 menurut Forbes, terdapat dua orang India diantara sepuluh ornag terkaya dikolong langit yaitu Laksmi Mittal (6) dan Mukesh Ambani (9).
Orang India mampu mengekspor budaya lewat film dan tariannya, dari industry hiburan tersebut mampu menopang ratusan ribu hingga jutaan jiwa. Ekonomi lantas bergerak naik. Lihat saja bagaimana televise kita dibombardir budaya India lewat hiburannya, dari animasi Krishna hingga Jodha Akbar yang memesona penonton. India benar-benar menghipnotis kita.
Bicara 1000 sukses dari bangsa yang disebut-sebut pewaris kebudayaan lembah indus ini tidak lepas dari nama Bangalore. Kawasan Bangalore dijuluki Silicon vellay of India (lembah silikonnya India) dari kota ini ratusan peranti lunak software di export keluar negeri. Salah satu bidang keunggulan India adalah teknolgi informasi (IT). Wipro perusahaan IT India diakui salah satu yang terbaik di dunia. Perusahaan ini tidak hanya mengekspor software tapi juga SDM-SDM hebat untuk dipekerjakan sebagai tenaga outsourcing dibeberapa perusahaan besar macam General Electric, Microsoft, IBM. Dari Bangalore Silicon melahirkan pebisnis hebat yang mendunia, Azim Premji. Namanya masuk dalam jajaran 61 orang kaya dunia versi Forbes.