Lihat ke Halaman Asli

Isla Indah Fajriah

Mahasiswi Aktif Universitas Pamulang Fakultas Sastra - Sastra Indonesia

Kaiin Bapa Kayah Dari Tangerang

Diperbarui: 13 Desember 2023   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demonstrasi sosial petani Tangerang pada tahun 1924 yang dipimpin oleh Kaiin Bapa Kayah, dipandang oleh pemerintah kolonial  sebagai wabah kecil di tingkat lokal kediaman Batavia.

Kaiin adalah tokoh utama gerakan ini, dia berasal dari keluarga biasa. Seperti kebanyakan anak Betawi, Kaiin belajar mengaji dan bermain pukul sejak kecil. Dari sudut pandang pemerintah kolonial, Ia adalah  pemberontak yang mengganggu stabilitas. Di sisi lain, Kaiin Bapa Kayah menjadi teladan bagi para petani Tangerang, menjadi penawar nostalgia masa lalu sebelum lahannya dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekutunya, Tiongkok. situasi tersebut membuat petani tidak mampu mengatur atau bahkan menerima haknya sebagai masyarakat adat yang mewarisi sumber daya alam dari nenek moyangnya.

Petani dan penduduk asli dibebani dengan pajak dan kewajiban bekerja sesuai aturan orang asing yang menggunakan tanah dan tenaga mereka semata-mata untuk kepentingan mereka pribadi dan bahkan tidak dapat memperoleh keuntungan dari transaksi para tuan tanah.

Kehidupan sehari-hari mereka sudah disibukkan oleh pekerjaan paksa yang dilakukan atas perintah para tuan tanah maupun pemerintah kolonial. Sehingga tidak sedikit pun waktu luang mereka bisa digunakan untuk mencari pekerjaan sampingan dan menjalani kehidupan budayanya.

Situasi ini membuat kaum pribumi tidak mendapatkan hak dan kewajiban mereka di tanah air mereka sendiri. Rasa putus asa membuncah dalam diri dan hati mereka tanpa ada kesempatan untuk melawan penindasan ini.

Kaiin berkeinginan untuk melakukan gerakan merebut tanah-tanah yang dikuasai oleh para tuan tanah Tionghoa dan mengembalikannya kepada para petani. Maka gerakan tersebut dimantapkan akan dilaksanakan pada 10 Februari 1924.

Namun hari dimana akan dilaksanakan gerakan tersebut, Kaiin ditangkap oleh polisi. Pengikut Kaiin yang melihat hal tersebut tidak tinggal diam, mereka mulai bangkit dan menyerang polisi. namun karena Kaiin dan pengikutnya kalah jumlah dibandingkan dengan para polisi yang menangkapnya, Kaiin dan beberapa para pegikutnya tewas di tempat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline