Lihat ke Halaman Asli

Buku dan Jengkol

Diperbarui: 3 Oktober 2018   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pagi hari, seorang anak kecil bermain di pinggiran Kalideres Tangerang Selatan. Melontarkan sebuah batu ke arah kali. Acuh tak acuh dengan omongan orang yang ada di sekitarnya. Petir yang diiringi suara gemuruh saling bersahutan di langit, serta gerimis sudah membasahi badannya, dan sepertinya hujan akan turun deras pagi ini.

"Dina, kau dari mana? Kenapa basah?" Sang ibu mulai mengoceh. "Udah beratus kali ibu bilang sama kau nak, jangan sering-sering main hujan. Nanti kau sakit aku juga yang repot kau buat."

Dina bengong dan mengagah di hadapan ibunya. Sedikit heran, sedangkan ibunya baru kali sepuluh melarangnya untuk tidak main hujan. "Tadi aku main di Pasar Semanan Kalideres, terus hujan datang dengan tiba-tiba membasahi tubuhku. Yasudah, aku langsung melarikan diri. Ehh sampai di rumah badanku basah. Begitu bu." Dina mencoba untuk menjelaskan kepada ibunya. Namun tetap saja ibu Dina tidak percaya dengan penjelasan yang di jabarkannya.

"Yasudah, ibu gak mau tau dengan alasan kau itu. Sekarang kau pergi mandi terus ganti bajumu. Kalau kau sakit nanti aku yang repot." Sedikit ocehan yang diterima Dina.

Kemudian ia melangkahkan kakinya di jalan setapak yang tak begitu luas menuju ke arah kamar mandi. Lagi-lagi ia merasa kesal dengan hidupnya. Hampir tiap hari ia selalu menahan rasa sakit batin oleh ucapan ibunya tersebut.

Akhirnya setelah selesai mandi, ia mencoba menanyakan hal tersebut kepada ibunya karena rasa penasaran yang telah menumpuk di dalam batinnya. Tampaknya tengah terburu-buru untuk menghampi ibunya di dapur, sehingga ia lupa mengganti dalamannya yang sudah seminggu tak diganti.

"Bu," ucapnya pelan. "Kenapa sih ibu selalu melarang aku mandi hujan. Padahal basah-basah itu asik" Ia bertanya pada ibunya yang sedang memasak. Namun ibunya tak peduli, karna sibuk memasak jengkol dan pete.

"Ada-ada saja kau bertanya, ya aku gak mau kau sakit nak. Kalau kau sakit aku juga yang sibuk"

Lagi-lagi Dina merasa tak puas dengan alasan ibunya tersebut.

"Besok aku gak mau sekolah, badanku sakit-sakit rasanya"

"Alah, gak usah banyak alasan kau Dina. Sana kau masuk ke kamar, belajar!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline