Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

April Telah Tiba, Saatnya Mendinginkan Mesin Politik untuk Sesaat

Diperbarui: 4 April 2019   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Setiap kali bertatap wajah dengan teman-teman yang sering berinteraksi dalam obrolan politik di dunia maya, saya kerap mendapatkan pertanyaan yang sama: Bang Isjet sebenarnya pilih siapa sih? Bahkan ada yang sengaja kopi darat untuk menanyakan langsung pertanyaan tersebut.

Lalu jawaban saya akan sama. Pilihan saya untuk Pemilu Serempak 2019, baik Pilpres 2019 maupun Pileg 2019, ada di bilik kotak suara yang dipasang panitia KPPS di TPS.

Saya merasa tidak perlu memberitahu apalagi mengajak orang lain memilih sesuai dengan yang saya pilih. Bahkan dengan istri pun tidak. Dia sudah punya pilihannya, dan pilihannya itu tidak berasal dari hasil obrolan dengan saya, karena faktanya kami jarang ngomongin politik di rumah. Obrolan seputar uang belanja, kondisi sekolah, dan jadwal kondangan sudah cukup menyibukkan kita berdua.

Baca juga: Iklan Paslon 01 dan 02 Dirilis: Jokowi Islamis, Prabowo Nasionalis

"Trus tujuannya apa Bang Isjet sering nulis soal politik dan Pemilu 2019 pake tagar #MesinPolitik?"

"Saya ingin menguatkan pilihan teman-teman. Agar mereka yakin dengan pillihan mereka," jawab saya sambil menyeruput kopi yang masih panas.

Setelah itu, giliran saya bertanya ke lawan bicara, siapa yang mereka pilih dan mengapa. Kenapa milih Jokowi? Kenapa nyoblos Prabowo?

Jawaban panjang-lebar pun mengalir deras. Semua uneg-uneg di kepala tumpah dalam obrolan tatap-wajah itu. Memang ngobrol langsung gini rasanya lebih lepas. Gak ada yang ikut nguping lalu tiba-tiba nimbrung di kolom komentar. Gak perlu takut kena UU ITE karena yang denger cuma dua pasang teling. Beda deh rasanya dengan ngobrol tatap-layar.

Tapi isi paparan dan argumennya sih sama dengan apa yang biasa saya temukan di sekian status, komentar dan artikel di internet. Sesekali saya mengkritisi apa yang dia utarakan. Soal kelebihan ataupun kekurangan paslon. 

Kadang saya memaklumi alasan itu tanpa syarat, kadang dia menerima argumentasi saya, tapi lebih sering dia mengambil sikap yang sama. Intinya, pilihannya tidak berubah, dan saya memang tidak sedang mencoba mengubah pilihannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline