Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Facebook Bersalah, Rugi Besar dan Terancam Bubar

Diperbarui: 26 Maret 2018   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari Getty Images.

Akibat bocornya data pribadi 50 juta Facebooker yang digunakan Cambridge Analytica (CA) untuk pemenangan Donald Trump di Pilpres 2016, saham Facebook anjlok hingga 6,8 persen. Dan nampaknya Facebook terancam bubar. Perjalanan menuruni puncak kejayaan media sosial raksasa ini sedang dimulai.

Betapa tidak. Di usianya yang ke 11, Facebook mengalami kasus pembocoran data paling besar dalam sejarah media sosial. Penerobosan terhadap 50 juta data pribadi secara ilegal tersebut, seperti diungkap The New York Times, memungkinkan Cambridge mengekploitasi interaksi digital puluhan juta penggunanya, mengidentifikasi kepribadian mereka selaku pemilih dan mempengaruhi perilaku puluhan juta orang ini---sampai akhirnya berdampak pada apa yang mereka lakukan di bilik suara.

Gejala bubarnya FB kelak semakin menguat saat Mark tidak berhasil meyakinkan 2 miliar penggunanya bahwa data pribadi mereka yang tersimpan dalam database FB aman dan tidak disalahgunakan oleh pihak mana pun.

Baca juga: Kita Tidak Bisa Lepas dari Dunia Facebook, Sampai Kapan Main-main di Sini?

Ketika kasus ini diungkap ke publik, Sabtu (17/3) lalu, Mark memilih diam dan 'menghilang'. Tapi hari ini, beberapa jam lalu, Mark akhirnya angkat suara. Dia mengaku bersalah dan berjanji akan memperbaiki produknya agar kebocoran data pengguna tidak terulang di kemudian hari.

 "Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data anda, dan jika kita tidak bisa maka kami tidak layak untuk melayani anda," tulis Zuckerberg di akun Facebooknya.

Mark juga merasa perlu merinci kembali kronologi pencurian data oleh Cambridge Analytica yang bersumber dari sebuah aplikasi kuis kepribadian ciptaan Aleksandr Kogan.

Aplikasi berbasis Facebook itu sukses menarik minat 300 ribu Facebooker yang dengan sukarela mengizinkan akses ke semua data pribadi mereka, termasuk beberapa data pribadi teman-temannya, sehingga total data yang terkumpul dalam database aplikasi itu mencapai puluhan juta akun!

Harusnya ini selesai di 2015!

Sebenarnya, pada tahun 2015, tiga tahun sebelum Christopher Wylie mengungkapkan kasus ini ke media pers, Mark sudah diberitahu oleh jurnalis The Guardian (dia tidak menyebutkan detil pembicaraannya dengan media pers terkemuka Inggris ini) bahwa Kogan menyerahkan data yang dimilikinya tersebut ke Cambridge Analytica (CA).

Baca juga: Jangan Kirim Undangan Nikah lewat Medsos atau Grup Percakapan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline