Kumpul Kebo berasal dari istilah zaman dulu, yaitu 'Koempoel Gebouw'. Dalam bahasa Belanda, gebouw bermakna bangunan atau rumah.
Jadi, koempoel gebouw maksudnya adalah berkumpul di bawah satu atap rumah (tanpa ikatan pernikahan). Atau praktek seks bebas di luar pernikahan.
Istilah gebouw lalu berubah menjadi kebo, sehingga menjadi 'Kumpul Kebo'. Orang pun menganggap kata 'kebo' ini merujuk ke kerbau. Padahal bukan. Itu bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia.
Makanya, sampai saat ini, Asosiasi Kerbau Indonesia masih mempertanyakan, mengapa mereka dilarang kumpul2.
Ini jelas melanggar HAK (Hak Asasi Kerbau)!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H