[caption caption="Undangan ke Istana di atas tumpukan Kaos Kru Kompasianival 2015 (iskandarjet)"][/caption]
Seminggu terakhir merupakan puncak kesibukan Kompasiana. Semakin mendekati hari H Kompasianival 12-13 Desember 2015, kantor jadi semakin gaduh dan berantakan. Barang-barang yang akan dibawa ke lokasi kopdar-akbar memenuhi beberapa sudut ruang kerja di lantai 6. Seakan belum cukup dengan bertumpuk pekerjaan, dua hari menjelang hari H, sebuah perubahan rencana terjadi begitu saja.
Hari itu, Kamis 10 Desember 2015, Menteri Sekretaris Negara Pratikno memenuhi permohonan audiensi Kompasiana di kantornya. Kami perlu bertemu langsung dengan Mensesneg untuk memastikan kehadiran Presiden Jokowi di Kompasianival 2015 yang tahun ini bertempat di Gandaria City Jakarta.
Waktu itu kebetulan Kang Pepih tidak bisa bergabung, sehingga saya terpaksa memimpin rombongan Admin (Nurulloh, Nurhasanah, Raja). Meskipun kedatangan tim telat setengah jam, alhamdulillah Pak Pratikno masih menunggu sampai kami tiba di kantor Mensesneg.
Inti dari pertemuan tersebut adalah, Presiden Jokowi kemungkinan besar tidak bisa hadir di Kompasianival karena lokasi acara dinilai kurang steril untuk didatangi presiden. Sejurus kemudian, Mensesneg menawarkan agar pertemuan antara Presiden dan Kompasianer diadakan di Istana Negara.
“Kami menawarkan bagaimana kalau Kompasianer kami undang datang ke Istana,” kata Pratikno dengan nada bertanya. Kalau setuju, lanjut Pak Menteri, Istana bisa menyediakan ruangan untuk 250 Kompasianer.
Mendengar tawaran tersebut, saya terdiam beberapa detik. Dalam hati, misi saya ke sini adalah memastikan Jokowi datang ke Kompasianival, tapi kenapa malah gak jadi datang? Dan bersamaan dengan itu, Pak Menteri langsung memberikan tawaran sebagai ganti dari ketidakhadiran Presiden Jokowi.
Saya masih terdiam selama beberapa detik berikutnya.
“Kalau boleh tahu, Pak. Kemungkinan Presiden bisa datang masih ada berapa persen lagi?”
“Kemungkinannya kecil sekali, Mas Is,” tandas Pratikno sambil melihat-lihat lagi lembar denah dan rincian acara Kompasianival yang di awal pertemuan saya jelaskan panjang lebar.
Setelah itu, saya memaparkan ke Pak Menteri kondisi tim Kompasiana yang sedang mempersiapkan acara kopdar akbar tahunan. Semua sumberdaya yang ada sudah tersedot untuk Kompasianival, sehingga sulit bagi kami mengurus kedatangan Kompasianer ke Istana. Selain itu, waktu yang tersedia untuk memenuhi undangan juga sangat terbatas. Tapi karena Istana mengundang, kami akan memenuhi undangan tersebut, maksimal untuk 100 Kompasianer.