Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Ssst... Twitter dan Tumblr Banyak Pornonya Loh.. (Jangan Diam Saja)

Diperbarui: 6 Maret 2018   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Foto: Yustinus Slamet Witokaryono - Kompasianer Hobi Jepret

Tidak terlalu sulit mendefinisikan pornografi. Pornografi pun tidak sekedar diartikan dalam konteks gambar atau visual. Tapi juga dalam bentuk penggambaran atau visualisasi. “Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata- mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks” juga masuk dalam definisi pornografi.

Tapi di sini saya ingin fokus membicarakan seputar visual (foto, video) yang nampak jelas gambar cabulnya. Dan konten ini dengan bebas pindah tempat dari media-online-mainstream ke media sosial.

Media-online-mainstream yang saya maksud tentu bukan koran atau majalah yang dionlinekan (seperti yang lazim saya ulas di sekian banyak bahasan media sosial sebelumnya). Lantas apa yang mainstream dari online? Tentu saja sebuah website yang kontennya hanya bisa dikelola oleh pemiliknya.

Perpindahan atau shifting konten porno dari website ke media sosial sudah berlangsung lama. Persisnya sudah ada sejak Twitter, Facebook sampai Tumblr hadir. Di Youtube dan Vimeo, dua platform berbagi video terkemuka, konten porno juga sempat mewabah. Termasuk di Indonesia sendiri, sebuah forum online menjadi begitu terkenal karena pada mulanya hadir dengan suguhan konten-konten sejenis.

Konten porno memang menjadi daya tarik yang menggairahkan. Terlebih mayoritas netizen adalah anak-anak muda usia sekolah yang loyal menghamburkan paket data lantaran mereka tinggal menunggu suntikan pulsa dari orang tua. Porno laksana permen yang membahayakan buat kelompok ini.

Nah, sebagai orang tua, sadarkah kita bahwa uang yang kita berikan untuk anak justru digunakan untuk menikmati konten yang belum waktunya mereka nikmati?

Dulu, kita sempat heboh dan gusar ketika Menkominfo Sembiring memblokir Tumblr dengan alasan pornografi. Setelah diprotes dan diprotes, akhirnya blokiran dibuka. Salahkah langkah pemerintah? Sama sekali tidak. Karena konten porno memang berserakan di Tumblr—dan dengan mudah ditemukan oleh anak-anak kita.

Sesungguhnya, sampai detik ini pun, Anda sebagai orang tua dapat dengan mudah menemukan konten-konten porno di Twitter. Googling saja kata kunci ‘twitter sex’, “tumblr sex” atau padukan kata kunci seputaran seks dengansatu dari kedua jejaring blog tadi. Dalam sekejap, akan tersedia banyak pilihan akun di Twitter yang memang dibuat hanya  untuk menyebarkan konten-konten porno. Dan konten yang diedarkan di sini adalah kategori biru sebiru-birunya—bukan sekedar konten-semi pemancing cabul atau konten seksi perangsang hasrat.

Penyebar konten tidak hanya produsen porno tapi juga bintang-bintang porno yang menjadikan media sosial sebagai media promosi terbuka. Maka ekses dari hadirnya para pelaku pornoaksi ini adalah munculnya banyak kasus penipuan yang berujung pada pemerkosaan dan perdagangan manusia--yang korban empuknya juga netizen usia muda.

Parahnya Twitter, konten-konten itu bisa dinikmati bahkan tanpa harus Masuk (Login) Twitter! Untuk konten berupa foto memang ada pemblokiran yang bisa disesuaikan setelah Anda Masuk. Tapi untuk konten berupa video, gambar bergerak GIF dan konten dari Vine, semua bisa dinikmati dengan asiknya!

Bagaimana dengan Youtube? Televisi online dengan konten terbanyak di dunia ini saya lihat sudah lama bersih-bersih konten dan akun porno. Hanya konten-semi saja yang masih dibolehkan tayang dan ditonton. Yang biru-biru seperti berserakan di Tumblr dan Twitter sudah sulit ditemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline