Lihat ke Halaman Asli

ISJET @iskandarjet

TERVERIFIKASI

Storyteller

Jenderalku, Uangku, Surgaku

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ah, apalah guna menanti lama
Berdiri di tepian memandang angkasa
Melihat burung-burung terbang mengangkup makan
Bebas mengejekku terciprat kotoran

Ah, apalah guna menjadi miskin
Jenderal ku sandang laksana cukin
Mengelap dosa berwadah kecil
Lalu dibuang tubuhku kerdil

Ku raup saja semua
Ku biarkan yang lain nikmati surga
Ku sorongkan bermilyar harta tuk mereka
Ayah, ibu, istri, anak foya-foya
Ku terbahak bahagia
Menikmati indahnya nirwana

Di sini, di kaki langit ini, tak perlu lagi ku iri
Pada burung-burung itu yang tak tahu diri

Ah, apalah guna penjara
Kantong ku penuh tak lekang baya
Prajurit menjemput semalam tiba
Dan istana ku lekatkan saja ke biliknya
Semudah Sulaiman memindahkan singgana
Saat Bilqis tertegun di sudutnya

Ah, indahnya negeriku
Ku harap mereka semua tahu
Datang, datanglah ke sini para serdadu
Nikmatilah maduku tanpa empedu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline